Suara.com - Pemerintah telah menjalankan kebijakannya pada awal tahun 2020. Salah satunya, menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen per 1 Januari 2020 kemarin.
Imbas kenaikan cukai tersebut membuat harga rokok juga mengalami kenaikan 35 persen.
Aturan ini tercatum pada Aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 152/PMK.010/2019 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 136/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.
Berdasarkan penelusuran Suara.com di minimarket, beberapa merek rokok sudah mengalami kenaikan. Salah satunya rokok Marlboro Merah yang sekarang dihargai Rp 35.000 per bungkus padahal sebelumnya dibanderol sebesar Rp 28.000.
Baca Juga: Mengganti Rokok dengan Vape Dianggap Lebih Aman? Ini Faktanya!
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, keputusan kenaikan cukai dan harga rokok eceran telah melalui berbagai pertimbangan dan melihat tiga aspek tujuan kebijakan cukai.
Tiga aspek tersebut yakni mengurangi konsumsi, mengatur industrinya, dan penerimaan negara.
"Jadi di dalam penetapan mengenai cukai rokok ini kita memperhatikan tiga hal tersebut. Yakni bagaimana kebijakan cukai rokok bisa mengurangi konsumsi rokok. Bagaimana dia bisa mengatur industrinya dan yang ketiga tetap menjaga penerimaan negara," ucap dia.
Kata Sri Mulyani, mengacu dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, bahwa ada tren peningkatan konsumsi rokok.
"Memang ada tren yang perlu untuk menjadi perhatian kita. Pertama jumlah prevalensi mereka yang mengisap rokok, meningkat. Baik dari sisi perempuan terutama, dan anak-anak dan remaja naik dari 7 persen menjadi 9 persen. Perempuan naik dari hanya 2,5 persen menjadi 4,8 persen. Oleh karena itu kita perlu perhatikan bagaimana menggunakan cukai ini dalam rangka untuk mengurangi tren kenaikan rokok tersebut," katanya.
Baca Juga: Pengakuan Ibu Seli Jenazah di Septik Tank: Dia Disundut Rokok oleh Suami