Suara.com - Wacana ekspor benih lobster tidak lagi diteruskan. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia sudah bisa melakukan budidaya lobster sendiri.
Melalui cuitan yang diunggah Edhy pada Kamis (26/12/2019), Menteri KKP ini juga menyebut bahwa budidaya lobster di Indonesia tidak kalah dengan Vietnam.
Pembesaran lobster ini berada di daerah Teluk Jukung, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Pembudidaya Indonesia sudah bisa membesarkan lobster seperti di Vietnam. Salah satunya di Teluk Jukung - Lombok Timur, NTB," tulis Edhy melalui akun Twitter pribadinya, @Edhy_Prabowo.
Baca Juga: Tahun Baru Tak Punya Uang? 10 Rekomendasi Film Ini Bisa Ditonton Gratis
Dia pun berjanji akan tetap berada di pihak masyarakat pesisir dalam pengembangan lobster ini.
"Kita harapkan usaha pembesaran lobster ini bisa memberikan nilai tambah pendapatan bagi masyarakat pesisir. Saya akan bersama Bapak/Ibu," tuturnya.
Menurut Edhy, pembesaran lobster di Lombok ini perlu didorong agar dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar.
"Melihat pembesaran lobster yang berlangsung baik, ini jelas harus didorong!" katanya.
"Saya ingin usaha pembesaran lobster ini berkembang di dalam negeri. Jika dikelola dengan baik dan bijaksana akan menghasilkan nilai tambah, memperkerjakan banyak orang, serta bisa menambah devisa negara".
Baca Juga: Pembangunan Skybridge Universitas Indonesia
Dalam cuitan itu, Edhy juga memperlihatkan foto saat dirinya mengunjungi keramba pembesaran lobster di Teluk Jukung, Lombok Timur.
Untuk diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo akhirnya memutuskan untuk tidak lagi meneruskan wacana ekspor benih lobster dan memilih untuk membudidayakan lobster hingga cukup besar untuk dikonsumsi atau di ekspor.
Menteri Edhy menuturkan, untuk regulasi terkait larangan ekspor benih lobster, kepiting dan rajungan, nanti yang bakal dievaluasi hanya yang terkait dengan langkah pembudidayaan dan penangkapan.
Selain itu, ujar dia, perlu pula pengaturan untuk pembudidayaan lobster karena bila telah dikembangkan secara massif maka kemungkinan akan ada potensi penyakit.