Suara.com - Minum kopi sambil kongkow di Starbucks sepertinya sudah menjadi kebiasaan milenial Jakarta kebanyakan. Meski ngopinya hanya secangkir, nongkrongnya sampai berjam-jam.
Namun bukan gaya ngopi secangkir nongkrongnya lama yang akan dibahas. Kali ini akan dibahas negara yang justru Starbucks kurang laku disana.
Sebagai salah satu pengekspor kopi terbesar nomor dua di dunia, seperti dilansir dari Moneysmart.id milenial Vietnam rupanya tak terlalu menyukai Starbucks.
Kalau pernah mencoba kopi Vietnam yang begitu khas aroma dan rasanya memang tak ada lawannya. Disajikan baik panas maupun dingin kopi Vietnam memang ‘legit’ banget rasanya.
Baca Juga: Polisi Dapat Gelas Kopi Tertulis Nama Babi, Starbucks Pecat Karyawannya
Kopi yang memiliki cita rasa lebih tajam, pahit dan kandungan kafeinnya lebih tinggi daripada kopi arabika lainnya.
Menjamurnya kedai kopi lokal di sana membuat para merek atau brand mancanegara jarang yang bertahan lama. Negara yang memiliki julukan Vietnam Rose ini memang banyak berdiri kedai kopi.
Gloria Jean’s Cafe yang merupakan kedai kopi asal Australia ini malah bangkrut dan terpaksa minggat dari pasar Vietnam di 2017. Pamor kedai kopi lokal memang tak tertandingkan dengan kehadiran kedai kopi luar negeri.
Pasalnya kedai kopi lokal di Vietnam memang berkembang lebih cepat ketimbang brand internasional. Mudah beradaptasi dengan selera lokal masyarakat, kedai kopi Vietnam memang pandai memanjakan pecinta kopi.
Apa yang dialami oleh brand kedai kopi asal Australia, akhirnya pun terjadi juga pada Starbucks. Memiliki branding yang kuat dan termahsyur di berbagai negara, justru Starbucks mati-matian berjuang berhadapan dengan kedai kopi Vietnam.
Baca Juga: Viral Resepsi Pernikahan ala Sultan, Ada Stan Starbucks hingga Sushi Tei
Kekuatan produk lokal memang nyatanya masih banyak digemari oleh masyarakat setempat. Tak heran kalau Vietmam agak sulit rasanya bagi brand internasional seperti Starbucks buat menjual minuman kopinya.