Suara.com - Wabah demam babi Afrika di Sumatera Utara (Sumut) mendapat perhatian serius dari Kementerian Pertanian. Hal ini karena wabah tersebut telah menyebar ke banyak kecamatan dan memicu kematian ribuan ternak babi.
Bahkan akibat peristiwa ini Pemerintah Malaysia melarang ekspor babi asal Indonesia.
"Itulah salah satu risiko kalau kita terjangkit maka saya tetapkan daerah khusus saja yang terjangkit itu yang harus dijawab. Maka katakanlah pengalaman kita tetang flu burung karena begitu kita bilang terjangkit dia tidak masuk lagi," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat ditemui di Widya Chandra, Jakarta, Rabu (25/12/2019).
Mentan menuturkan, wabah demam babi sebetulnya tidak terjadi di seluruh Indonesia, tetapi hanya di wilayah-wilayah yang memang saat ini terjangkit saja.
Baca Juga: 5 Berita Kesehatan Teratas, Imunoterapi hingga Wabah Demam Babi
"Jadi (wabah demam) babi itu tidak menyeluruh seluruh Indonesia. Hanya ada di satu kabupaten yang paling tinggi tapi kabupaten yang terjangkit tidak lebih dua, tiga," kata Syahrul.
Oleh karena itu, kata Syahrul pihaknya sudah memitigasi wabah demam babi tersebut agak dikarantina sehingga tidak menyebar ke wilayah yang lain.
"Katakanlah virus babi yang kita takutkan itu, kami sudah lakukan pengendalian secara maksimal dilakukan oleh para gubernur, para bupati dan jajaran pengaman yang ada tentu saja pengaman sesuai prosedur memang kita harus musnahkan di sana dan itu dalam proses," kata Syahrul.
Maka dari itu, agar wabah demam babi ini tidak menyebar pihaknya akan mengisolasi daerah yang terjangkit secara total.
"Kemudian daerah lain harus sangat rutin tiap hari harus cek apakah ada virus yang menyangkut. Isolasi yang paling penting. Isolasi untuk dia keluar wilayah itu yang kita perketat, oleh pemerintah daerah setempat," kata Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini.
Baca Juga: 5 Berita Kesehatan: Kemenkes dan BPOM Bicara Wabah Demam Babi Afrika