Suara.com - Kepemilikan hunian menjadi salah satu kebutuhan pokok yang menjadi incaran masyarakat Indonesia, yang belum mempunyai rumah tetap. Namun faktanya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, perumahan di Indonesia masih mengalami defisit pasokan hingga 7,6 juta hunian.
Kondisi ini membuka peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha maupun pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak bagi penduduk.
Tren harga properti yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun berganti. Tak cuma itu, opsi penyediaan uang muka yang ikut merangkak seiring pertumbuhan harga juga menjadi momok tersendiri bagi masyarakat yang hendak mengakses pembiayaan kepemilikan perumahan.
Di sisi lain, kondisi ini menyediakan peluang yang sangat tinggi bagi pelaku usaha untuk menyediakan pasokan rumah, tak terkecuali perbankan dalam penyediaan kredit pemilikan rumah.
Baca Juga: Bank BJB Kerja Sama Kemitraan dengan Dana Pensiun Pertamina
Untuk menjembatani hal tersebut, pemerintah menghadirkan Program Sejuta Rumah dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), alias subsidi kredit perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia untuk bisa memiliki rumah sendiri dengan harga murah, uang muka terjangkau, tenor kredit cukup panjang dan cicilan yang ekonomis membuat produk FLPP semakin populer dan diminati masyarakat.
Sebagai mitra setia pemerintah, Bank BJB turut serta memberikan dukungan demi menunjang kelancaran realisasi Program Satu Juta Rumah tersebut. Untuk penyaluran tahun 2020, Bank BJB dipercaya mendapatkan kuota sebesar Rp 364 miliar, alias setara dengan 3.400 unit rumah dengan potensi penyaluran KPR sebesar Rp 500 miliar.
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi optimistis, target tersebut dapat dilampaui.
"Kami optimistis akan mencapai target yang diberikan maksimum pada triwulan 3, karena saat ini memiliki 44 Kantor Cabang Penyalur FLPP dari 65 kantor cabang yang kami miliki. Kami mengharapkan penambahan kuota pada triwulan ke-2 di bulan Juni 2020," katanya.
Optimisme dan harapan Yuddy tersebut meyakinkan, mengingat pada 2019, Bank BJB sanggup menyalurkan FLPP sebesar 110 persen dari target unit rumah. Besarnya angka penyaluran kredit ini membuat perseroan dipercaya mendapat penambahan kuota sebanyak tiga kali sepanjang 2019.
Baca Juga: Bank BJB Raih 2 Penghargaan Mitra Pembangunan Jawa Barat
Di sektor FLPP, Bank BJB tidak bisa disebut sebagai pemain baru. Faktanya, perseroan tercatat sebagai salah satu bank yang giat menyalurkan produk FLPP sejak 2016.
Dalam pelaksanaannya, Bank BJB telah melakukan 198 perjanjian kerja sama (PKS) dengan himpunan pengembang di bawah naungan sejumlah asosiasi, seperti REI, APERSI, ASPERI, APERNAS, HIMPERA dan PERUMNAS yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai dengan Pulau Bali.
Dari segi jumlah, total penyaluran FLPP sejak 2016 sampai dengan saat ini berjumlah 3.857 unit, dengan total portofolio sebanyak Rp 439 miliar, dengan rasio non performing loan (NPL) 0.1 persen.