Suara.com - Banyaknya barang-barang mewah yang masuk secara ilegal akhir-akhir ini membuat Kementerian Keuangan semakin mengencangkan ikat kepala.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk lebih meningkatkan kewaspadaan atas barang-barang yang masuk dari luar negeri.
"Adanya ekonomi digital memungkinkan masuknya barang-barang dari luar secara lebih mudah ke Indonesia, lebih lancar," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Untuk itu, ia meminta pegawai di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih meningkatkan kewaspadaan dalam melihat barang-barang yang masuk, terutama barang yang berasal dari luar negeri.
Baca Juga: KPK Minta Direksi Garuda Indonesia Blak-blakan soal Barang Mewah Selundupan
"Saya minta ke semua pejabat untuk benar-benar mewaspadai. Apakah yang masuk ini benar-benar legitimate dari sisi proses," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut negara dirugikan akibat penyelundupan motor dan mobil mewah di Pelabuhan Tanjung Priok. Bahkan, potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 48 miliar.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, menerangkan nilai kerugian tersebut didapat dari penyelundupan pada 2016 hingga 2019 yang sebanyak 19 unit mobil mewah dan 35 unit motor atau rangka motor atau mesin motor mewah.
"Jadi kalau dilihat dari sepanjang 2016 ke 2019 tahun 2019 itu meningkat luar biasa besar," kata Sri Mulyani di Terminal Peti Koja, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Menurut Sri Mulyani, selama ini Indonesia memang dijadikan tempat masuk untuk penyelundupan barang. Apalagi, kondisi geografis Indonesia yang kepulauan, sehingga banyak pintu masuk yang bisa dimanfaatkan oleh para oknum.
Baca Juga: Kasus Selundupan Barang Mewah di Garuda, Erick Ancam Copot Direksi
"Ini yang terjadi selama ini, kalau Priok dan kemudian di Surabaya kami perketat mereka masuk ke pelabuhan yang lain. Kalau seluruh Jawa, kami perketat mereka masuk melalui Sumatra," katanya.