Daging Kerbau Beku Asal India Hancurkan Harga Daging di Jatim

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 20 Desember 2019 | 11:09 WIB
Daging Kerbau Beku Asal India Hancurkan Harga Daging di Jatim
Ilustrasi daging beku. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa bulan terakhir, stok daging segar di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) terus menurun. Sebelum Idul Adha 2019 lalu, tercatat masih 150 ekor sapi di potong per hari.

Namun, bulan September jumlah yang disembelih di RPH turun di kisaran 105 ekor sapi untuk per hari.

Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur Mutowif menduga ada praktek jual beli daging kerbau beku eks impor dari India.

Tujuannya untuk menutup kebutuhan daging karena berkurangnya sapi yang disembelih di RPH. Sehingga harga daging tetap pada kondisi stabil.

Baca Juga: Sulap Kotoran Kerbau Jadi Parfum, Mahasiswa UNS Sabet Juara di Jepang

"Harga daging tidak bisa naik, dikarenakan daging kerbau eks impor dari India masuk ke Jatim secara bebas dan indikasi mendapat rekom dari instansi terkait Jatim," ujar Mutowif.

Dia menilai, praktik jual beli daging kerbau beku itu terjadi sejak Juli lalu, di sejumlah pasar tradisional di Surabaya. Informasi yang didapatkan Mutowif, sekitar 4,6 ton daging kerbau beku eks impor dari India masuk ke Surabaya dari Jakarta.

Tentunya, bertentangan dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tahun 2010 tentang peredaran daging beku impor.

"Surat Edaran Gubernur Jatim tahun 2010 ini kan untuk melindungi peternak tradisianal yang ada di Jawa timur," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur Wemmi Niamawati membantah ada izin terkait peredaran daging kerbau beku eks impor dari India yang diklaim PPSDS Jatim. Pihaknya tidak pernah memberikan izin untuk masuk ke Jatim.

Baca Juga: Asiknya Adu Karapan Kerbau di Jembrana

"Jadi untuk daging kerbau kami dari Pemprov Jatim belum memberikan rekomendasi untuk masuk ke Jatim. Jadi tidak ada rekom ya ilegal," kata Wemmi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI