Susi pun membandingkan pengelolaan lobster yang dilakukan oleh negara-negara lain.
"Australia, India, Cuba dll yang ada Panulirus Hommarus (jenis lobster) mereka tidak ambil bibitnya, mereka ambil size tertentu saja. Australia min 1 pound & max size juga diatur. Yang besar bisa jadi indukan yang produktif. Mereka tidak budidayakan bibit, tidak ekspor bibit. Apakah karena mereka lebih bodoh dari kita?" ungkapnya.
Sederet kicauan Susi ini telah mendapatkan banyak respon dari warganet. Ada sekitar 800-1000 like yang diberikan warganet pada cuitan-cuitan tersebut.
Warganet yang berkomentar di cuitan thread tersebut pada umumnya mendukung protes yang dilakukan Susi.
Baca Juga: ITB Targetkan Serap Donasi Rp 1 Triliun dari Alumni Lewat Salam Ganesha
Misalnya, komentar yang ditulis @Joenokia3,"Teruslah mengkritisi kebijakan yang merugikan banyak rakyat. Sehat selalu bu Susi".
Akun @budisukaisih juga berkomentar, "Analogi lobster vs nikel, itukah logika dari seorang menteri? Cerdas sekali beliau. Bu susi, jangan kendor, tetaplah bersuara walaupun di luar pagar tapi tetap bersama rakyat Indonesia".
Untuk diketahui, Susi Pudjiastuti dibuat geram dengan wacana ekspor benih lobster yang bakal diterapkan Menteri Perikanan dan Kelautan (KKP) Edhy Prabowo.
Bukan tanpa asalan, semasa menjabat sebagai Menteri KKP, Susi mengeluarkan kebijakan larangan ekspor benih lobster melalui Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 1/2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting dan Rajungan. Namun kebijakan tersebut rencananya akan dihapus.
Alhasil, Susi kerap melayangkan protes tentang kebijakan tersebut lewat media sosial. Mulai dari mengunggah ulang komentar warganet yang sependapat dengannya hingga menjelaskan jumlah kerugian negara akibat kebijakan ekspor benih lobster.
Baca Juga: KPK Cegah Potensi Kerugian Negara Sektor Kesehatan Rp 18 Triliun