Imbas 2 Kecelakaan Mematikan, 400 Pesawat Boeing Numpuk di Gudang

Selasa, 17 Desember 2019 | 09:19 WIB
Imbas 2 Kecelakaan Mematikan, 400 Pesawat Boeing Numpuk di Gudang
Pesawat Boeing 737 MAX di Parkiran Mobil. (Instagram/dpermadi77)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua kecelakaan mematikan pesawat Boeing 737 Max yang jatuh di Indonesia dan Ethiopia beberapa waktu lalu merenggut lebih dari 300 nyawa dalam peristiwa tersebut.

Meski telah memakan banyak korban jiwa, namun sepertinya Boeing tak kapok dengan terus memproduksi 737 Max. Boeing memiliki harapan dapat segera memasarkan produknya tersebut pada akhir tahun ini.

Namun sepertinya harapan Boeing terganjal regulator AS yang secara tegas menyebut bahwa 737 Max tak bisa secepatnya dipasarkan dan digunakan untuk transportasi publik.

Tim SAR gabungan memeriksa  penemuan turbin kedua pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Tim SAR gabungan memeriksa penemuan turbin kedua pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Tanpa menghiraukan peringatan regulator AS, Boeing yang berbasis di Seattle, Washington mengaku tidak akan memberhentikan produksi yang terkait dengan 737 Max.

Baca Juga: Boeing Akhirnya Akui Kesalahannya Dalam Kecelakaan Pesawat 737 MAX

Karena menurut Boeing, penghentian itu justru malah akan mempengaruhi stok pesawat di gudang penyimpanan dan menghambat pendistribusian ke pemesan.

"Mengembalikan 737 Max ke industri penerbangan adalah prioritas utama kami," kata Boeing seperti dilansir dari BBC.com, Selasa (17/12/2019).

Ilustrasi insiden jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines di Ethiopia. [Suara.com]
Ilustrasi insiden jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines di Ethiopia. [Suara.com]

"Kami tahu bahwa proses menyetujui 737 Max untuk kembali ke layanan, dan menentukan persyaratan pelatihan yang tepat, harus luar biasa teliti dan kuat, untuk memastikan bahwa regulator, pelanggan, dan masyarakat penerbangan kami memiliki kepercayaan diri dalam pembaruan 737 Max," Boeing menambahkan.

Peringatan dari Regulator AS bukan tanpa alasan, setelah kecelakaan pertama di Indonesia pada Oktober 2018, akan ada risiko kecelakaan lebih lanjut.

Selain itu Analis Otoritas Penerbangan Federal bahkan menyebut, jika 737 Max tetap digunakan sebelum dinyatakan aman, maka akan ada selusin kecelakaan lagi yang akan terjadi.

Baca Juga: Jika Belum Aman, Boeing 737 MAX 8 Tak Akan Terbang di Amerika Serikat

Dalam posisi ini, kinerja Boeing kata Analis industri perjalanan Henry Harteveldt bakal tergerus. Perintah otoritas AS untuk menunda produksi 737 Max juga akan memperkeruh kondisi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan 737 Max.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI