Suara.com - Jalan Tol Layang Jakarta–Cikampek (Japek) Elevated telah resmi dioperasikan pada Minggu (15/12/2019). Tapi dalam pengoperasian terdapat catatan-catatan yang harus diperbaiki, salah satunya catatan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi menjelaskan, pelindung jalan atau water barrier dan konkrit barrier masih terlihat sempit, sehingga membuat kendala pengguna jalan.
"Kemudian, marka jalan ada yang belum dihapus jadi membingungkan," kata Budi saat konferensi pers di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Selain itu, penunjuk jalan untuk menuju Japek elevated juga masih membingungkan pengguna jalan, terutama pada saat malam hari.
Baca Juga: Tol Layang Jakarta-Cikampek Diprediksi Kurangi Kepadatan 40 Persen
"Makanya, saya usulkan pakai neon box sehingga di malam hari kelihatan" tutur dia.
Meski begitu, ia melihat Tol Japek Elevated banyak diminati oleh para pengguna jalan dari arah Bandung ke Jakarta. Hal itu terlihat dari pengamatannya sebanyak 40 kendaraan per menit melewati jalan tol tersebut.
"Tol elevated secara umum siang sore malam ada peningkatan pergerakan terutama Bandung-Jakarta. Kemarin rata-rata jalur Japek 20 kendaraan per menit. Cikampek-Jakarta puncaknya 40 kendaraan per menit," pungkas dia.