Panen Sapi di NTT, Kementan Tingkatkan Populasi melalui Program Terobosan

Minggu, 15 Desember 2019 | 12:10 WIB
Panen Sapi di NTT, Kementan Tingkatkan Populasi melalui Program Terobosan
Panen pedet terintegrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 13 Desember 2019. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya untuk meningkatkan populasi sapi melalui program terobosan agar terjadi lompatan jumlah sapi secara signifikan. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita mengatakan, panen pedet (anakan sapi) hasil inseminasi buatan (IB) di Kabupaten Kupang sebanyak 1.000 ekor, merupakan bukti nyata bahwa Indonesia mampu produksi ternak sapi yang berkualitas.

Melihat panen pedet terintegrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 13 Desember 2019, Ketut yang mewakili Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan rasa bahagianya melihat semangat peternak Indonesia dalam meningkatkan populasi sapi.

"Kami bangga pada peternak Indonesia yang bersemangat mengembangkan sapi nasional, sehingga populasinya meningkat, lebih berkualitas, dan dapat mensejahterakan peternak. Ke depan, peternak Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dunia, sesuai visi lumbung pangan dunia 2045," harapnya.

Ketut  menjelaskan capaian program Upsus Siwab melalui pola inseminasi buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan, dan kelahiran yang hasilnya di atas 100 persen. Hal ini berdasarkan realisasi pelaksanaan Upsus Siwab pada tahun 2018, dimana capaian layanan IB nasional sebanyak 3.987.661 ekor atau 132.92 persen dari target 3 juta ekor.

Baca Juga: Bangun Pertanian 4.0, Kementan Kembangkan Model Agriculture War Room

Adapun capaian kebuntingan nasional sebanyak 2.051.108 ekor, atau 97.67 persen dari target 2.1 juta ekor, sedangkan kelahiran sebanyak 1.832.767 ekor atau 109.09 persen dari target.

Untuk 2019, pada periode 1 Januari - 10 Desember 2019, total akseptor layanan IB mencapai 3.482.796 ekor atau 116,09 persen dari target akseptor 3.000.000, ternak bunting kumulatif 2.236.447 ekor atau 106,50 persen dari target bunting 2.100.000 ekor, dan kelahiran kumulatif sebanyak 1.907.455 ekor atau 113,54 persen dari target kelahiran 1.680.000 ekor.

Menurut Ketut, berdasarkan analisa ekonomi, hasil yang sudah dicapai pada program Upsus Siwab selama kurun waktu 2017-2018, dengan total anggaran sebesar Rp 1,4 triliun menghasilkan angka kelahiran 2.743.902 ekor untuk periode 1 januari 2017 - 31 Desember 2018.

Apabila asumsi harga anak sapi rata-rata sebesar Rp 8 juta per ekor, maka hasil Upsus Siwab 2017-2018 diperkirakan mencapai lebih dari Rp 21 triliun.

Lebih lanjut Ketut juga menyampaikan arahan Mentan, agar Inseminasi Buatan (IB) terus ditingkatkan dengan program lanjutan, yakni “Sikomandan”’, Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri yang akan segera diluncurkan.

Baca Juga: Kementan Gandeng Mahasiswa dan Kampus Pertanian di Seluruh Indonesia

Dukungan Pengembangan Peternakan
Jajaran Ditjen PKH yang dipimpinnya, kata Ketut, sangat mengapresiasi Provinsi NTT yang merupakan salah satu lumbung ternak sapi nasional. Kabupaten Kupang, yang merupakan daerah penghasil ternak terbesar yang berkontribusi menjadi salah satu pemasok ternak untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat serta Kalimantan, dengan menggunakan kapal ternak sebagai wujud Program Tol Laut yang dicanangkan oleh pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI