Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan menanggapi lebih jauh soal keributan antara anggota DPRD karena pengadaan komputer Rp 182,9 miliar. Anies menyerahkan urusan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) kepada DPRD.
Keributan itu terjadi karena ada tudingan dari anggota fraksi PDI-P DPRD Cinta Mega yang menyatakan Anggota fraksi PSI DPRD Anthony Winza membocorkan materi rapat kepada awak media. Anies menganggap perdebatan antara anggota dewan adalah hal yang lumrah.
"Biar dibahas antar DPRD. Kan itu perdebatan antar Dewan," ujar Anies di stadion Internasional Velodrome, Jakarta Timur, Sabtu (7/12/2019).
Mengenai anggaran yang dinilai janggal karena jumlahnya yang fantastis itu, Anies juga enggan menanggapinya. Ia menyatakan saat ini anggaran masih dalam proses pembahasan.
Baca Juga: Anies Baswedan Ikut Reuni 212, Tagar #ShameOnYou4nies Menggema
"Semuanya sekarang dalam pembahasan," pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota komisi C DPRD Jakarta dari fraksi PSI Anthony Winza mengungkap anggaran janggal, yakni pengadaan komputer. Anggaran tersebut memiliki nilai yang fantastis, yakni Rp 128,9 miliar.
Hal itu diungkap Anthony saat rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) bersama Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Jakarta di ruang komisi C gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019) siang. Belakangan pemberitaan soal anggaran itu telah tersebar.
Pada rapat lanjutan di hari yang sama, anggota fraksi PDI Perjuangan di komisi C, Cinta Mega melayangkan protes kepada Anthony. Ia menganggap Anthony dengan sengaja menyebar materi rapat ke awak media.
Anthony dan Mega lantas saling adu argumen di ruang rapat. Setelah itu keduanya ditenangkan oleh Ketua Komisi C Habib Muhamad bin Salim Alatas dengan menskors rapat sampai keesokan harinya.
Baca Juga: Proyek Pelebaran Got di DKI Merusak Rumah, Publik Kecam Anies Baswedan
Kepada wartawan, Anthony mengaku tidak terima dengan tudingan Mega soal dirinya menyebar materi rapat.
Menurutnya anggaran tersebut ia ungkap saat rapat komisi yang digelar terbuka untuk umum.
"Saya kaget dituding kalau saya menyebarkan kepada wartawan, padahal rapat tidak dinyatakan tertutup, berarti terbuka dan statement itu saya utarakan di dalam rapat," ujar Anthony di gedung DPRD.