Mentan dan Gubernur Jatim Lepas Ekspor di Pelabuhan Tanjung Perak

Selasa, 03 Desember 2019 | 10:01 WIB
Mentan dan Gubernur Jatim Lepas Ekspor di Pelabuhan Tanjung Perak
Mentan, Syahrul Yasin Limpo (SYL), dan Gubernur Jatim, Hj Khofifah Indar Parawansa, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Senin (2/12/2019). (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong ekspor tiga kali lipat nampaknya semakin terwujud. Hal tersebut dibuktikan dengan dilepasnya ekspor komoditas pertanian ke tiga negara tujuan, antara lain Brazil, Italia, dan Singapura.

Ekspor langsung dilepas Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), dan Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Senin (2/12/2019).

Pelepasan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak ini sebanyak 110 ton, senilai Rp 2 miliar, yang terdiri dari pupuk organik 54 ton senilai Rp 108,6 juta tujuan Singapura, bunga cengkih 10 ton senilai Rp 877,8 juta tujuan Brazil, biji kopi robusta 46 ton senilai Rp 1,02 miliar tujuan Italia.

SYL mengatakan, dilepasnya ratusan ton komoditas pertanian ini membuktikan bahwa ekspor merupakan ruang yang cukup bagus untuk memfasilitasi berbagai komoditas di Indonesia, sehingga bisa dikenal dan dinikmati oleh negara luar. Ekspor merupakan gerakan yang sesuai dengan ajakan, sekaligus instruksi Presiden Jokowi untuk menggiatkan ekspor dan investasi.

Baca Juga: Menteri Pertanian Blusukan ke Pasar Tani Kementan

"Hari ini, dengan segala kebanggaan, saya bersama Gubernur Jawa Timur telah membuktikan ekspor kita memiliki ruang yang cukup bagus untuk menjadi bagian yang mengenergi ekonomi kita dan memfasilitasi berbagai komoditi yang kita miliki," ujarnya.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini juga mengungkapkan, ia dan  Khofifah berkomitmen mendorong seluruh eksportir bisa berakselerasi lebih tinggi. Kementan bersama kementerian terkait, pemerintah daerah dan stakeholder lainya membangun "Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Grati-Eks)" pertanian yang dilakukan secara bertahap, terukur, terencana pada 4 tahun mendatang secara bersama-sama.

"Grati-Eks merupakan ajakan kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian untuk bekerja dengan cara yang tidak biasa. Bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerja sama yang kuat," jelasnya.

"Jatim memiliki segalanya. Saya bersama ibu gubernur berkomitmen mendorong seluruh eksportir kita bisa akselerasi lebih tinggi. Hari ini kita buktikan dengan melepas komoditas pertanian dengan nominal Rp 800 miliar," pintanya.

Selain itu, SYL menegaskan, pelepasan ekspor komoditas pertanian ini menjadi salah satu keyakinan bahwa ke depan, ekspor bisa ditingkatkan sampai 100 persen. Ini menjadi pemantik, agar terus meningkat kualitas komoditas pertanian berkualitas, sehingga target tiga kali lipat eksport bisa tercapai.

Baca Juga: Kementan Raih Dua Penghargaan Perak SNI Award 2019

"Seperti yang selalu diingatkan presiden, saat ini kita tengah memasuki era kompetisi antarnegara yang semakin sengit. Kita tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi. Saya mengajak para pelaku usaha Jawa Timur untuk memberi masukan agar kita mampu menggenjot ekspor, mencapai target kita bersama," tegasnya.

"Saya harap, seluruh dunia usaha agribisnis dengan potensi dan iklim yang telah terbangun ini dapat terus ditingkatkan, yaitu tiga kali loncatan dalam 5 tahun ke depan," sambungnya.

Pada kesempatan itu, ia mengatakan, penolakan Notification of Non Compliance (NNC) sangat kecil dari negara tujuan komoditas yang berasal dari pelabuhan di Jatim merupakan tanda bahwa pemerintah dan seluruh jajaran di Jatim telah bekerja dengan maksimal dan kompak.

"Saya berharap, ekspor di Jatim semakin lancar dan tidak terjadi kendala yang membuat urusan ekspor di Jatim terhambat. Tentu saja, harapan kita makin lancar di pelabuhan dan tidak terjadi kendala," tuturnya.

Sementara itu, Khofifah mengatakan, mobil ekspor yang dimiliki Badan Karantina Pertanian sebagai terobosan akselerasi ekspor akan membantu para produsen skala menengah bisa terkonsolidasikan. 

"Makanya proses literasi dan edukasi yang masif akan membuka harapan, seperti pak menteri sampaikan, tiga kali lipat ekspor," ujarnya.

Mantan Menteri Sosial ini mendorong agar suasana perekonomian di Jatim bisa tumbuh signifikan. Jatim dan Jateng merupakan penopang ekonomi yang cukup tinggi.

"Kita harus menjaga suasana stabilitas ekonomi, keamanan terjaga, masyarakat produktif dan saya berharap, ada peningkatan ekspor dan pembukaan lapangan kerja sebanyak-banyaknya," tutupnya.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, kinerja eksportasi produk pertaian yang melalui Balai Besar Karantina Petanian Surabaya menunjukan tren yang cukup menggembirakan.

Dibandingkan 2018 dan 2019, hingga 2 Desember 2019, masing-masing indikator, yakni frekuensi meningkat 8 persen, volume meningkat dari 18,6 persen, dimana pada 2018 hanya 16,3 juta ton menjadi 20,1 juta ton di 2019. Selain itu,  nilai ekonomi meningkat 100 persen dari Rp 35,3 triliun pada 2018 menjadi Rp 70,8 triliun pada 2019.

"Yang akan terus menjadi fokus kerja kami, selaku otoritas karantina adalah memastikan produk pertanian yang akan diekspor telah terjamin kesehatan dan keamanannya," bebernya.

Menjalankan peran sebagai alat perdagangan atau economic tools, Ali menyatakan, Badan Karantina Pertanian mengambil langkah dengan layanan yang berorientasi mendorong akselerasi ekspor.

"Selain itu juga mengemban peran sebagai pelindung sumber daya alam hayati Indonesia dengan melakukan pengawasan lalu lintas hewan, tumbuhan dan produknya diseluruh pintu pemasukan dan pengeluaran NKRI," pungkasnya.

Dalam pelepasan ekspor ini, Mentan sekaligus menyerakan sertifikat ekspor dan penandatanganan deklarasi ekspor pertanian Jatim tiga kali lipat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI