Suara.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, bahwa angka importasi LPG atau Liquid Petroleum Gas untuk kebutuhan dalam negeri nilai impornya cukup tinggi sekitar 70 persen.
"Impor LPG sebanyak 70 persen, dari LPG yang dikonsumsi oleh masyarakat ini masih diimpor," kata Nicke dalam acara Pertamina Energi Forum (PEF) 2019 di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Untuk mengakali impor LPG tersebut Pertamina tengah mengembangkan coal gasification atau gasifikasi batu bara, dimana nantinya batubara akan di konversi menjadi gas yang bisa dihasilkan menjadi LPG.
"Karena itu dengan sumber daya batu bara yang melimpah di Indonesia dan dengan teknologi yang proven digunakan di negara negara lain, pada PEF 2018 kita gali lebih dalam pengalaman-pengalaman dari negara lain dan pemilik teknologi yang proven sehingga Pertamina dan PTBA mulai kembangkan gasifikasi batu bara," katanya.
Baca Juga: Dirut Pertamina Nicke Widyawati Malas Komentari Ahok
Sementara itu untuk kebutuhan avtur, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor avtur dari luar. Pasalnya kata dia sejak Maret 2019 Pertamina sudah bisa menghasilkan avtur sendiri.
"Bahkan sejak Juni 2019 ada avtur kita yang kita ekspor, jadi kita sudah sangat mandiri dalam memenuhi kebutuhan avtur kita," kaya Nicke.
Pantauan Suara.com, dalam acara tersebut hadir juga Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok datang sekitar pukul 09.30 WIB atau beberapa menit sebelum acara dimulai, ia mengenakan batik lengan panjang berwarna biru.
Namun di acara tersebut, Ahok hanya bertindak sebagai tamu undangan, bukan pembicara atau sekadar memberikan sambutan dalam forum yang membahas isu terkini mengenai perkembangan tren di dunia energi dengan tema 'Driving Factors: What will Shape the Future of Energy Business' itu.
Baca Juga: Ahok Kabur-kaburan Setelah Diangkat Jadi Komut Pertamina
Ahok duduk di barisan paling depan, berdampingan dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.