Suara.com - Presiden Jokowi menyatakan keseriusan Indonesia untuk mengembangkan bahan bakar biodiesel dari kelapa sawit.
Ia menegaskan, pemerintah sudah mencanangkan kewajiban mencampur biodiesel dari kelapa sawit dengan solar sebesar 20 persen atau B20.
Hal ini dikatakan Presiden Jokowi dalam forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit yang dihelat di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Korea Selatan, Senin (25/11/2019).
"Tahun depan kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30 persen atau B30. Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan energi listrik berbasis air," ujar Jokowi seperti dikutip dari keterangan Biro Pers Media Informasi Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Pertamina Mulai Salurkan B30, Dua Terminal BBM di Yogyakarta Jadi Pionir
Jokowi menuturkan, Indonesia memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan energi listrik berbasis air dalam jumlah yang signifikan.
"Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi 11GW dan Papua dengan potensi 20GW. Dengan menggunakan energi listrik dari tenaga air, maka pengembangan industri yang kami lakukan akan memiliki emisi yang rendah," tutur dia.
Jokowi mengatakan, upaya tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah terhadap Perjanjian Paris soal perubahan iklim.
Tak hanya itu, Jokowi mengingatkan tantangan yang akan dihadapi ke depan tidak semakin ringan.
"Keberanian untuk mengambil terobosan besar di era age of disruption adalah opsi satu-satunya untuk bisa menjadi pemenang. Saya ajak pengusaha ASEAN dan Korea untuk mengambil pilihan ini," katanya.
Baca Juga: B20 Naik Kelas B30, Gaikindo Sebut Kebijakan Pemerintah Tepat