Suara.com - Pengamat Penerbangan Alvin Lie ikut bersuara terkait insiden gantung diri kopilot (first officer) Wings Air, Nicolaus Anjar Aji Suryo Putro yang diduga karena pemecatan dan tuntutan dari pihak maskapai sebesar Rp 7 miliar.
Terkait hal itu, Alvin Lie menilai denda yang dituntutkan oleh Wings Air kepada Nicolaus tak masuk diakal.
"Dalam hal ini pihak airlines sudah melakukan training untuk mendapatkan rating pilot, ini ada pertanggung jawabannya tapi kalau sampai Rp 7 miliar itu rasanya enggak masuk akal," ujar Alvin saat dihubungi Suara.com, Kamis (21/11/2019).
Menurut penuturan Alvin ketika menanyakan kepada pilot senior, biaya pendidikan untuk mendapatkan lisensi atau rating pesawat berbadan lebar Boeing 777 hanya sekitar Rp 500 juta.
Baca Juga: Kapolsek Kalideres Benarkan Kopilot Wings Air Bunuh Diri Karena Dipecat
Sehingga hal tersebut yang menjadi alasan Alvin merasa tak masuk akal dengan denda yang diberikan dari maskapai ke kopilot.
"Saya mendengar pilot lain pilot senior kalau pelatihan rating boeing 777 30 ribu dolar AS atau Rp 300 juta paling Rp 500 juta sudah mendapatkan rating," jelas dia.
Kendati demikian, Alvin mengakui memang harus ada perjanjian yang disepakati antara maskapai dengan pilot. Dan kesepakatan tersebut tertulis dan disetujui dua pihak.
Sehingga, jika ada pelanggaran yang dilakukan salah satu pihak misalnya pilot, bisa dikenai sanksi yang bertahap dan sesuai dari kesepakatan itu.
"Dalam perjanjian kerja itu tentunya ada batasan-batasan apabila pekerja tak memenuhi target atau standar produktivitas ada sanksinya, tak mendapatkan bonus, ada juga pelanggaran, tentunya sanksinya ada tahapannya, teguran lisan, teguran tertulis, SP I SP2 sampai teguran PHK, terutama yang bersangkutan melakukan pidana itu ada sanksinya, tapi harus ada perjanjian tertulis," kata Alvin.
Baca Juga: Dipecat Gara-gara Cuti Nikah Kelamaan, Co-Pilot Wings Air Gantung Diri
Seperti diketahui, Nicolaus Anjar Aji Suryo Putro (29), Kopilot pesawat maskapai Wings Air ditemukan tewas gantung diri di rumah kontrakan Jalan Rawa Lele, Gang Melati I RT7/RW10, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (18/11) awal pekan ini.
Aji sempat diberikan pertolongan pertama, namun nyawanya tak terselamatkan. Frederick Hukubun (60), tetangga Aji, menceritakan detik-detik tatkala dirinya bersama penghuni lain kontrakan mencoba menyelamatkan sang Kopilot.
Frederick menuturkan,Senin sekitar pukul 18.30 WIB, dirinya bersama sejumlah penghuni kontrakan tengah berbincang-bincang di lantai dasar.
Tiba-tiba, Angga yang tidak lain merupakan kakak Aji berteriak dari lantai 2 kontrakan yang tak jauh dari lokasi kamar korban.
"Tolong, Aji gantung diri," kata Frederick menirukan teriakan Angga saat ditemui Suara.com di lokasi Kamis (21/11/2019).
Mendengar teriakan Angga, Frederick dan lainnya segera menuju kamar Aji yang berada di lantai 2. Ketika itu, jendela kamar Aji telah dibongkar oleh Angga yang mendapati adiknya itu gantung diri.
"Angga itu awalnya menelepon Aji, tapi enggak diangkat. Dia curiga akhirnya ke kamarnya Aji. Pas di depan kamar, Angga melihat dari sela-sela gorden, adiknya sudah gantung diri. Akhirnya dibongkarlah jendela oleh dia," ujarnya.
Frederick mengatakan, ketika dirinya berada di dalam kamar Aji, posis korban sudah tidak dalam kondisi gantung diri.
Angga, kata Frederick, lebih dahulu menyelamatkan Aji dengan memutuskan tali jemuran berwarna merah yang digunakan untuk gantung diri.
"Tali jemuran warna merah, itu sudah diputus oleh Angga. Mungkin karena dia kerepotan, akhirnya berteriak meminta pertolongan," tuturnya.
Frederick bersama Angga dan penghuni lain lantas menggotong Aji ke lantai dasar. Saat menggotong Aji, Frederick mengaku masih merasakan napas Aji yang tertahan di perut.
"Nafasnya masih ada tertahan di perut begitu, saya sempat tekan-tekan perutnya kasih pertolongan," ungkapnya.
Setelah mencoba memberikan pertolongan pertama, akhirnya Aji dilarikan ke RS Mitra Keluarga, Kalideres. Hanya, dalam perjalanan nyawa Aji sudah tak terselamatkan.
"Belum sampai RS tenyata dia sudah meninggal," ucap Frederick.
Kapolsek Kalideres, Jakarta Barat, AKP Indra Maulana membenarkan kejadian terjadinya peristiwa gantung diri yang dilakukan Nicolaus Anjar Aji Suryo Putro. Kasus ini pertama kali, Nicolaus ditemukan sang adik Angga yang curiga lantaran pesan singkatnya tidak dijawab.
"Iya hari Senin malam kejadiannya. Saat itu korban sudah ditemukan dalam keadaan menggantung di rumah kontrakan yang kebetulan berdekatan dengan sang adik," kata Indra saat dihubungi Suara.com pada Rabu (20/11/2019) malam.
Selanjutnya, jenazah korban yang sudah tidak bernyawa kemudian dilarikan ke RSCM untuk dilakukan Visum.
"Langsung dibawa ke rumah sakit. Saat ditemukan memang sudah tidak bernyawa," kata dia.
Sementara itu atas keterangan saksi saksi, lanjut Indra, petugas menduga korban mengakhiri hidupnya lantaran depresi.
"Sementara kita menduga korban bunuh diri karena stres. Kita dapatkan beberapa informasi dari adik korban yang menjadi saksi," ucapnya.
Indra juga membenarkan jika pihak keluarga mengatakan, korban mengalami depresi akibat banyak hal. Salah satunya, sebut Indra akibat pemecatan yang dialami korban di tempat kerjanya.
"Kalau dipecat memang sudah cukup lama. Dan di lokasi kejadian kita juga hanya mengamankan barang bukti tali dan pakaian saja, sementara itu belum ditemukan adanya luka akibat kekerasan," ujarnya.
Untuk saat ini kasus ini masih dalam penanganan Polsek Kalideres, Polres Jakarta Barat.