The Fed Kemungkinan Tahan Suku Bunganya, Bagaimana dengan BI?

Kamis, 21 November 2019 | 09:16 WIB
The Fed Kemungkinan Tahan Suku Bunganya, Bagaimana dengan BI?
Gedung The Federal Reserve. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, mereka juga melihat "risiko penurunan seputar prospek ekonomi meningkat, lebih jauh menggarisbawahi kasus penurunan suku bunga" pada pertemuan Oktober. Mereka mengutip pengurangan investasi bisnis dan ekspor yang dihasilkan dari "kelemahan dalam pertumbuhan global dan meningkatnya ketidakpastian mengenai perkembangan perdagangan." Katanya.

Mereka memang mencatat bahwa kekhawatiran atas kedua masalah tampaknya telah "agak mereda."

BI Juga Diprediksi Tahan Suku Bunganya

Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang bakal diumumkan pada hari ini Kamis (21/11/2019).

Baca Juga: Bank Indonesia Ungkap Zakat dan Infak Orang Indonesia Masih Rendah

Kemungkinan BI menahan suku bunga karena BI telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 bps sejak Juli hingga Oktober 2019.

"Besok BI akan mengambil kebijakan baru terkait suku bunga. Ini memberikan gambaran dari sisi kebijakan moneter, BI sudah memberikan arah bahwa support untuk pertumbuhan ekonomi, merespon perlambatan ekonomi global. Tapi dampaknya ke keuangan belum terlihat," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat ditemui disela-sela acara Core Economic Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (20/11/2019) kemarin.

Piter bilang, BI dirasa sudah cukup untuk menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali atau hingga 100 basis poin (bps) ke level 5,00 persen sehingga dirinya meminta bahwa BI tidak lagi menurunkan suku bunga acuannya lagi karena kondisi likuiditas perbankan sudah cukup ketat.

"Kalau kita lihat di 2019 sudah 100 BPS. Bagaimana suku bunga deposito dan kredit? Masih sangat lambat. Bahkan lebih lambat dibanding 2016-2017. Karena LDR perbankan masih cukup rendah. Sekarang ini likuditasnya cukup ketat," kata Piter.

Piter menjelaskan kalangan perbankan masih mempertimbangkan tingginya biaya dana (cost of fund) seiring ketatnya likuiditas sebelum memangkas suku bunga kredit. Hal tersebut membuat penurunan suku bunga kredit usai pemangkasan suku bunga acuan BI agak sedikit lambat.

Baca Juga: Bank Indonesia Pesimis soal Pertumbuhan Ekonomi, Sri Mulyani Buka Suara

"Sehingga kelonggaran suku bunga belum bisa diikuti suku bunga deposito dan kredit. Bank sekarang berebut dana, nggak suka bank tapi juga pemerintah. Bisa dibayangkan suku bunga kredit belum akan cukup turun," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI