Suara.com - Amnesty International mengatakan aksi protes kenaikan BBM di Iran telah menewaskan 106 orang di 21 kota. Pasukan keamanan Iran diminta bertanggung jawab atas banyaknya korban tewas dalma demonstrasi tersebut.
Pernyataan organisasi HAM Amnesty International ini dirilis dalam situs resminya amnesty.org pada Selasa (19/11/2019).
Organisasi yang berkantor di Inggris ini menuduh pasukan keamanan Iran menggunakan 'kekuatan yang berlebihan dan mematikan' untuk menghalau demonstrasi sejak dimulai pada Jumat (15/11/2019) lalu.
"Setidaknya 106 pemrotes di 21 kota telah tewas, menurut laporan yang dapat dipercaya," kata Amnesty.
Baca Juga: Modal Satu Jari, Nong Perkosa Tantenya yang Tidur
Amnesty meyakini bahwa angka kematian sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Beberapa laporan yang mereka peroleh menyatakan sebanyak 200 orang telah terbunuh.
"Media pemerintah hanya melaporkan segelintir kematian pengunjuk rasa, serta kematian setidaknya empat anggota pasukan keamanan," ungkap Amnesty.
Rekaman video menunjukkan pasukan keamanan Iran menggunakan senjata api, meriam air dan gas air mata untuk membubarkan protes dan memukuli demonstran dengan tongkat.
Organisasi itu juga menyoroti gambar selongsong peluru yang tersisa di tanah setelah kerusuhan. Jumlah korban tewas yang tinggi, membuat Amnesty berspekulasi bahwa pasukan keamanan Iran menggunakan peluru asli.
Sementara itu disadur dari Al Jazeera, Rabu (20/11/2019), setidaknya 11 orang yang terdiri dari lima pasukan keamanan dan enam warga sipil tewas dalam kerusuhan itu.
Baca Juga: Libur Nataru, Tol Japek Elevated Dioperasionalkan Fungsional
Pemerintah Iran belum memberikan laporan pasti tentang berapa banyak masyarakatnya yang terluka atau terbunuh dalam protes tersebut. Mereka juga belum menanggapi angka yang dikeluarkan oleh Amnesty International.