Perusahaan Baut Ini Siapkan Modal Kerja Rp 20 Miliar di Tahun Depan

Kamis, 14 November 2019 | 19:47 WIB
Perusahaan Baut Ini Siapkan Modal Kerja Rp 20 Miliar di Tahun Depan
Sejumlah karyawan saat penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/12). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT), emiten manufaktur baut dan komponen otomotif, berrencana menyiapkan modal kerja atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2020.

Direktur Utama BOLT Erwin Wijaya mengemukakan perseroan merencanakan anggaran belanja modal kerja tersebut untuk pengembangan mesin produksi berbasis teknologi informasi (IT).

"Capex tahun depan untuk penambahan beberapa fasilitas yang mendukung produk baru. Kami mendapatkan proyek cukup baik untuk market AS," kata Erwin dalam di Gedung BEI Jakarta pada Kamis (14/11/2019).

Lebih lanjut, Erwin menambahkan, pada tahun ini perseroan akan memperbesar pasar ekspor yang selama ini menjangkau market AS.

Baca Juga: Bom Medan, Bos BEI Sebutkan Tidak Mengganggu Market

"Ekspansi penambahan bisnis ke pasar global yang sudah dilakukan di 2019 akan terus berjalan ke beberapa negara," ujar Anthony.

Sementara itu Direktur Keuangan BOLT Anthoni Wijaya memperkirakan, besaran penurunan laba bersih hingga akhir 2019 sekitar 6 hingga 6,5 persen (year-on-year) atau lebih rendah dibandingkan dengan penurunan per September 2019 sebesar 18,63 persen (yoy) menjadi Rp 49,37 miliar.

"Kami memperkirakan penurunan laba bersih Perseroan di 2019 sekitar 6-6,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2018," kata Anthoni.

Namun, ungkap Anthony, pada Kuartal III-2019 total penjualan perusahaan manufaktur baut dan komponen otomotif ini mencapai Rp 911,57 miliar atau bertumbuh 4,08 persen (yoy).

"Di bidang usaha fastener and engineered components, pertumbuhannya didukung oleh peningkatan penjualan domestik sebesar 3,34 persen," ucapnya.

Baca Juga: Saham TMPI Didepak BEI dari Papan Perdagangan

Sementara itu, lanjut dia, pada bidang usaha steel wire and bar melalui anak usaha, PT Mega Pratama Ferindo, penjualan bertumbuh sebesar 7,92 persen.

"Penurunan laba bersih (konsolidasian) sebesar 18,63 persen disebabkan oleh kenaikan harga baja dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Anthony.

Anthony menambahkan, pada Kuartal III-2019 total aset BOLT menurun tipis sebesar 0,26 persen (yoy) menjadi Rp 1,28 triliun, sedangkan liabilitas Perseroan menurut sebesar 9,72 persen (yoy) menjadi Rp 522,3 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI