Suara.com - Pemerintahan Presiden Jokowi dikenal gencar membangun infrastruktur seperti jalan tol, bandara hingga pelabuhan.
Tapi, kata Jokowi, anggaran pemerintah sangat terbatas. Untuk itu, dia menginginkan peran serta swasta dalam membangun infrastruktur lebih ditingkatkan. Menanggapi permintaan Jokowi, para pengusaha punya alasan tersendiri.
Ketua Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Kadin Dandung Harninto mengatakan, bukan swasta tidak ingin ikut berperan dalam membangun infrastruktur bareng pemerintah, tetapi mereka juga berpikir hal itu menguntungkan.
"Apakah mau? ini masalah keinginan," kata Dandung dalam diskusi “Membedah Pembiayan Infrastruktur Tanpa APBN” di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Baca Juga: Sandiaga ke Bos Kadin: Menteri Gerindra Bos, Gak Bisa Main Lagi soal Ikan
Dandung mengungkapkan, tidak semua proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah bisa mendatangkan keuntungan.
Dirinya mencontohkan proyek LRT Palembang yang masih sepi penggunanya, begitu juga dengan proyek Bandara Kertajati Jawa Barat.
Faktor-faktor inilah yang justru membuat kalangan pengusaha “ngeri-ngeri sedap” ketika ikut membangun proyek infrastruktur bersama pemerintah.
"Begitu swasta mau masuk mikir. Yang sudah dibangun saja begini. Kalau menguntungkan kan pasti jalan. Kertajati, begitu sudah selesai ternyata juga belum ramai. itu bikin swasta grogi. Kok begini," kata Dandung.
Karenanya, kata Dandung, bukan pihak swasta tidak ingin ikut berperan dalam membangun proyek infrastruktur, tapi pengusaha pasti berpikiran untung dalam investasi.
Baca Juga: Pidato di Acara Kadin, Sandiaga: Saya Pengangguran, Gak Punya Kerjaan
"Kami jadi ngeri-ngeri juga membangun infrastruktur, challenging-nya luar biasa, enggak seperti rumah sakit, investasi dan beberapa lama sudah untung," katanya.