"Kalau yang Bogo itu Rp 180 ribu mas, kalau yang biasa ini harganya Rp 135 ribu, yang sering kita lihat di jalan," katanya.
Ketika suara.com mencoba memegang jaket ojol yang ia jual, bahannya cukup bagus dan terasa tidak kasar. Di dalam jaketnya tersebut ada jenis bahan yang berupa jaring dan parasut.
Dirinya pun tidak setuju dengan wacana pemerintah yang ingin membatasi penjualan atribut ojol yang dijual secara bebas, pasalnya hanya ini pekerjaan mereka satu-satunya.
"Kalau dibatasi kita mau kerja apa, cari kerjaan susah, ini saja saya ikut bos di gaji satu bulan sekali," katanya.
Baca Juga: Pasca Bom Bunuh Diri di Medan, Ojol Dilarang Masuk Mapolrestabes Surabaya
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengakui, saat ini jaket ojek online masih dijual bebas baik secara daring (online) maupun luring (offline) di luar perusahaan yang benar-benar menyediakan jaket tersebut.
Sehingga, ada tendensi, kejadian bom di Medan ini sebagai bentuk penyamaran untuk menunjukkan profesi tertentu.
"Saya akan komunikasi dengan aplikator apakah mungkin penjualan atau pendistribusian (jaket ojol) akan dibatasi ke yang benar-benar berprofesi," kata Budi.