Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut Indonesia punya potensi jadi pusat keuangan syariah dunia. Pasalnya, banyak produk yang bisa ditawarkan kepada investor di berbagai dunia.
Menurut Ma'ruf, Indonesia kini menjadi negara pencetak sukuk terbesar di dunia lewat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
"Presiden katakan ingin agar keungan syariah Indonesia jadi pusat keuangan syariah dunia. Dan sukuk kita sudah jadi sukuk terbesar di dunia yaitu SBSN tapi perbankan kita belum, asuransi belum, pasar modal belum," ujar Ma'ruf dalam sambutannya di Indonesia Sharia Economic Festival, di JCC Kawasan GBK Senayan, Rabu (13/11/2019).
Namun, Ma'ruf mengakui hal tersebut belum cukup membawa Indonesia jadi pusat keuangan syariah dunia. Karena, diklaimnya Indonesia masih ketinggalan dibanding negara lain dari sisi pangsa pasar yang hanya sebesar 8,6 persen.
Baca Juga: Bank Indonesia Ungkap Zakat dan Infak Orang Indonesia Masih Rendah
Maka dari itu, lanjutnya, keuangan syariah harus bersinergi dengan keuangan konvensional agar bisa ciptakan produk yang menarik bagi investor.
"Kita ingin mengejar negara dengan penduduk mayoritas islam lainnya, yang sudah lebih maju daripada kita seperti Mesir dengan pangsa keuangan syariah sebesar 95 persen, Pakistan 10,4 persen, dan Malaysia 28 persen," ucap dia.
Ma'ruf yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini menambahkan, salah satu produk keuangan yang bisa dikembangkan adalah zakat. Karena ia menilai potensi zakat Indonesia bisa mencapai Rp 230 triliun.
"Kita ingin dorong adalah social fund, zakat dan wakaf. Zakat kita 3,5 persen Rp 8 triliu padahal potensi zakat kita lebih dari Rp 230 triliun. Oleh karena itu akan kita dorong," pungkas dia.
Baca Juga: Jubir: Gaji Menhan Prabowo Disalurkan ke Lembaga Zakat hingga Rumah Ibadah