Artinya, selalu alokasikan dana khusus untuk kebutuhan yang satu ini. Dengan demikian, kondisi finansial akan jauh dari kata tidak stabil.
3. Rasa Bahagia yang Tak Bisa Dijelaskan Saat Bisa Membelanjakan Uang
Sewaktu di mal, coba perhatikan raut wajah seseorang sehabis berbelanja. Rata-rata pasti terlihat merasa sangat senang, bukan? Apalagi kalau merchant atau toko tempatnya berbelanja menawarkan diskon besar-besaran, rasa senangnya pasti sudah tidak bisa dideskripsikan lagi.
Mencapai kebahagiaan itu memang sangat penting, tapi tidak selalu uang yang menjadi imbasnya. Masih banyak hal-hal lain yang bisa membuat seseorang bahagia tanpa menguras uang sepeser pun. Misalnya dengan membaca buku, mendengarkan musik, atau bersih-bersih rumah.
4. Mengejar Nilai Prestisius
Selain puas dan bahagia, seseorang cenderung merasa gengsi dan harga dirinya naik saat dirinya berhasil menghabiskan sejumlah uang. Baik itu untuk membeli suatu barang, liburan, atau sekadar untuk makan dan minum di restoran mahal.
Padahal kalau dipikir-pikir, sikap dan tindakan ini sama sekali tidak memberi manfaat, melainkan sebaliknya. Nilai prestisius yang ingin dicapai justru acap kali menjerumuskan kondisi finansial seseorang.
Ada orang bahkan rela meminjam uang ke bank, hanya untuk menaikkan harkat dan martabatnya di tengah-tengah masyarakat. Nah, coba pikir-pikir lagilah bila selama ini Anda punya kebiasaan ini.
5. Ingin Membuat Orang Lain Terkesan
Tidak sedikit orang yang rela menghabiskan sejumlah uang untuk membuat orang lain terkesan. Padahal, impressing others is totally not your business. Satu-satunya orang yang perlu dibuat terkesan adalah diri sendiri, bukan orang lain.