Rem Impor Tekstil, Sri Mulyani Kenakan Tarif Bea Masuk 67 Persen

Minggu, 10 November 2019 | 13:50 WIB
Rem Impor Tekstil, Sri Mulyani Kenakan Tarif Bea Masuk 67 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK 161/PMK.010/2019, PMK 162/PMK.010/2019, dan PMK 163/PMK.010/2019.

Aturan anyar tersebut masuk kategori Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS) untuk barang impor tekstil dan produk tekstil.

Tujuan dari PMK tersebut guna membendung maraknya produk impor tekstil yang masuk ke dalam negeri. Terbitnya aturan ini juga untuk merespon berbagai keluhan pengusaha yang resah akibat membanjirnya impor produk tekstil.

Melalui PMK 161/PMK.010/2019, Kementerian Keuangan telah menetapkan BMTPS terhadap produk benang (selain benang jahit) dari serta stapel sintetik dan artifisial yang diimpor mulai dari Rp 1.405 per Kg.

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh Stagnan, Menkeu Sri Mulyani Justru Terima Penghargaan

Sementara, dalam PMK 162/PMK.010/2019, Kementerian Keuangan juga telah menetapkan BMTPS untuk produk kain yang diimpor mulai dari Rp 1.318 per meter hingga Rp 9.521 per meter serta tarif ad valorem berkisar 36,30 persen hingga 67,70 persen.

Tidak hanya itu, dalam PMK 163/PMK.010/2019, Kementerian Keuangan juga mengenakan BMTPS terhadap produk tirai (termasuk gorden), kerai dalam, kelambu tempat tidur, dan barang perabot lainnya yang diimpor sebesar Rp 41.083 per Kg.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga, Kementerian Keuangan, Syarif Hidayat, mengungkapkan bahwa BMTPS tersebut diterapkan terhadap beberapa pos tarif dalam buku tarif kepabeanan Indonesia (BTKI).

“BMTPS diberlakukan terhadap impor produk benang (selain benang jahit) dari serat stapel sintetik dan artifisial sebanyak 6 pos tarif, produk kain sebanyak 107 pos tarif, serta produk tirai (termasuk gorden), kerai dalam, kelambu tempat tidur, dan barang perabot lainnya sebanyak 8 pos tarif dengan besaran tarifnya tercantum dalam PMK tersebut,” ungkap Syarif dalam keterangan persnya, Minggu (10/11/2019).

Syarif menambahkan bahwa ketiga aturan ini sudah berlaku sejak Sabtu lalu (9/11/2019) dan akan berlaku selama dua ratus hari kedepan.

Baca Juga: Impor Tekstil Melonjak, Bisnis Industri Tekstil Lokal Melemah

“Kami berharap pengguna jasa dapat mencermati isi aturan tersebut. Pengguna jasa dapat mengaksesnya melalui sjdih.depkeu.go.id atau fiskal.kemenkeu.go.id,” ungkap Syarif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI