"Daerah ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Ini wilayah dimana pelabuhan terbesar berdekatan dengan bandara terbesar. Pelabuhan (Patimban)-nya tengah dibangun dan dibiayai pemerintah Jepang, berdekatan dengan Bandara Kertajati yang sudah beroperasi. Tanahnya masih murah, upah buruh salah satu paling rendah di Jawa Barat," katanya pada para mitra bisnis yang hadir.
Investasi di kawasan ini bagi pengusaha Jepang, menurutnya akan menguntungkan. Ketersediaan konektifitas akan memudahkan proses pengiriman barang ekspor dan impor.
Selain itu, kebijakan pemerintah Indonesia yang akan memberikan diskon pajak besar bagi perusahaan manufaktur, yang membuka fasilitas vokasi bagi warga lokal adalah peluang yang langka.
"Jadi kalau nanti berinvestasi di Jawa Barat, ekspor kemana-mana akan mudah karena pelabuhannya didesain kelas dunia, yang dibangun kontraktor Jepang. Tahun depan ada kebijakan baru, jika Anda membawa manufaktur dan memberikan fasilitas vokasi untuk warga lokal, maka akan mendapat potongan pajak hingga 300 persen," kata Emil.
Baca Juga: Ridwan Kamil Paparkan Sejumlah Inovasi Pemdaprov Jabar di Korea Selatan
Sebagai daerah yang penghasil komoditas perkebunan, pihaknya juga membuka peluang para pengusaha Jepang untuk membangun industri hilir komoditas tersebut.
Diakui Emil, sebagai daerah produsen buah-buahan tropis, pihaknya belum bisa memberikan nilai tambah pada produk tesebut.
"Mudah-mudahan ada pengusaha makanan Jepang yang bisa mengubah produk-produk makanan dari komoditas ini makin bernilai ekonomi," cetus Emil.
Keberadaan pelabuhan dan bandara, menurutnya juga menjadikan peluang ekspor komoditas dari Provinsi Jabar ke Jepang terbuka lebar. Salah satunya datang dari potensi produk maritim.
"Kami memiliki lobster terbaik dan produk maritim lain. Kami juga bisa menjadi tempat produksi rumput laut," katanya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Raih Gelar H.C dari Dong-A University, Korea Selatan
Menurutnya, dalam potensi proyek dan komoditas yang bisa ditangkap para pengusaha Jepang ini, pihaknya juga memiliki sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan 15.000 perusahaan yang berada di bawah Kadin Jabar untuk digandeng bekerjasama.