Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama dengan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko melakukan panen raya padi Varitas super genjah M70D, di Karawang, Jawa Barat.
Hal ini sebagai upaya bersama mendorong temuan-temuan baru di bidang pertanian, yang bisa menjanjikan produktivitas yang semakin meningkat. Berbeda dengan varietas padi lainnya, varitas ini bisa dipanen pada 70-75 hari setelah tanam (HST).
"Di tingkat nasional dengan Pak Moeldoko hari ini, menjadi bagian mendorong berbagai temuan baru dibidang pertanian," ucap Syahrul, saat di wawancarai seusai lakukan panen raya di Desa Curug Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang , Kamis (7/11/2019).
Syahrul mengungkapkan, saat ini hasil pencitraan satelit, daerah Jawa Barat dan daerah jawa lainnya sudah mulai ada hujan, dan panen juga sudah dilakukan. Petani di wilayah ini didorong segera menanam kembali.
Baca Juga: Kementan Serahkan Klaim Asuransi Usaha Tani Padi di Batola
"Dan 70 hari ke depan, kalau pakai bibit ini, kita akan lihat lagi hasil seperti ini. Kita jaga sama-sama stok pangan," ungkapnya.
Syahrul mengungkapkan, ia bangga dan bahagia, karena melihat pertanaman padi varitas M70D yang memiliki produktivitas 8-9 ton per hektare, juga dengan keunggulan waktu tanam yang pendek, panen 70 HST.
"Kita lihat hari ini, ada anakan satu rumpun itu bisa sampai 50. Saya nggak pernah lihat itu, di zaman saya masih di lapangan paling tinggi 29. Ini yang saya hitung langsung tadi. Saya tadinya nggak percaya gitu ternyata setelah dihitung ternyata bukan 48 tapi 52," tutur Syahrul.
Mentan minta agar jajarannya fokus membantu wilayah Jawa Barat, khususnya Karawang, dan meminta mampu tanam 3 kali setahun.
"Setiap daerah, setiap Bupati bersama seluruh Muspida dan yang lainnya turut menjaga ketahanan pangan daerahnya," ungkapnya.
Baca Juga: Kementan Optimalkan Lahan Rawa lewat Program Serasi
Pada kesempatan yang sama Jend (purn) Moeldoko, mengatakan, jika varitas M70D sudah diuji bersama dengan tim peneliti di Jawa Timur, yang mana hasilnya terdapat perubahan produksi signigikan dari waktu ke waktu yang tadinya produksi 5,5 ton/hektare dapat ditingkatkan sampai di atas 8 ton/hektare.
"Saya minta pada tim riset, agar anakannya banyak, kedua, malaynya harus banyak, yang ketiga rasanya enak. Keempat, waktunya harus pendek ini bentuk-bentuk insentifikasi yang kita tuju. Ini memakan waktu sekitar 4 tahunan," ucapnya.
Moeldoko juga mengungkapkan keunggulan varietas M70D, berorientasi kepada hasil yang lebih banyak dan tahan hama, serta umur tanam yang lebih pendek menjadi panen 75 HST, dibandingkan rata-rata lainnya 110 HST.
"Berarti ada penghematan luar biasa. Sudah hemat, waktunya pendek berikutnya hamanya juga cukup tahan, hasilnya sangat bagus dan rasanya enak semuanya terpenuhi," tungkasnya.