Suara.com - PT Petrokimia Gresik mengkampanyekan pemupukan berimbang kepada petani. Hal ini agar petani tak selalu menggunakan pupuk bersubsidi.
Apalagi, mengingat alokasi pupuk bersubsidi nasional bersifat terbatas dan ada kecenderungan petani berlebihan dalam pemupukan.
"Adapun pemupukan berimbang yang direkomendasikan oleh Petrokimia Gresik adalah 5:3:2, yaitu 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska Plus, dan 200 kg pupuk Urea untuk setiap satu hektare lahan padi, serta pembenah tanah kapur pertanian 1-2 ton per hektare untuk meningkatkan pH tanah. " kata Direkur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih dalam keteranganya, Kamis (7/11/2019).
Selain penggunaan pupuk organik, Petrokimia Gresik juga mendorong pemanfaatan pupuk NPK untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Dalam hal ini adalah pupuk NPK Phonska Plus, yaitu produk pupuk non-subsidi retail kemasan 25 kg yang mulai diperkenalkan Petrokimia Gresik sejak 2016.
Baca Juga: Mantan Dirut Pupuk Indonesia Singkirkan Jonan dari Jabatan Menteri ESDM
"Selain memenuhi unsur hara penting seperti Nitrogen, Phospor, Kalium, dan Sulfur, Phonska Plus juga mengandung unsur hara Zink. Ini adalah unsur hara mikro yang tidak ada pada NPK Phonska bersubsidi," tutur dia.
Penambahan kandungan Zink pada Phonska Plus didasari temuan International Fertilizer Association (IFA) yang menyebutkan bahwa kondisi tanah di Indonesia mengalami defisiensi Zink yang cukup parah.
"Jadi Phonska Plus ini merupakan solusi atas permasalahan tanah Indonesia yang kami tawarkan kepada petani. Selain dapat meningkatkan produktivitas, penggunaan NPK Phonska Plus juga dapat mengembalikan unsur hara Zink yang kandungannya sudah sangat minim saat ini," imbuh dia.
NPK Phonska Plus juga menjadi alternatif pupuk NPK bersubsidi, mengingat alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2019 lebih sedikit dibanding tahun 2018.
Baca Juga: Kasus Suap Pupuk Bowo Sidik, KPK Periksa 2 Anggota DPR RI