Jumlah pengguna kacamata di Indonesia masih kurang dari 10% dari total keseluruhan penduduk di Indonesia. Sedangkan kebutuhan kacamata dan lensa di Indonesia masih mengandalkan produk import yang besarnya 95%.
Dibandingkan dengan Negara tetangga atau Negara lainnya seperti di Singapore dan Hong Kong yang pengguna kacamatanya telah lebih dari 60%, maka dapat dibayangkan betapa besarnya potensi dan pasar kacamata maupun lensa di Indonesia, yakni 60% dari 250 juta penduduk berarti kebutuhannya adalah 150 juta kacamata/lensa.
Terlebih lagi saat ini sebagian orang telah menjadikan kacamata bagian dari fashion, sehingga mereka akan mengganti kacamata mereka 2-3 kali dalam 1 tahun.
Melihat peluang yang sedemikian besar, perusahaan yang berdiri sejak tahun 2000 dengan jumlah karyawan awal 20 dan terus berkembang hingga memiliki pabrik sendiri dan memberikan pelatihan para staffnya ke luar negeri untuk mempelajari proses pembuatan lensa tersebut, kini telah mampu memproduksi kacamata dan lensa hingga 5.000 lusin atau 60.000 kacamata dan lensa per harinya dan memiliki jumlah karyawan sekitar 500 orang.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Yang Mana Kacamata Anda? Bisa Tunjukkan Sifat Baik Lho!
“Sebagai satu-satunya industri kacamata di Indonesia, PT Atalla Indonesia pernah beberapa kali hendak diakusisi oleh beberapa perusahaan asing. Namun kami selalu menolak dengan halus tawaran tersebut, karena kami bangga sebagai perusahaan dalam negeri. Satu hal lagi, kami memiliki visi ingin menjadikan PT Atalla Indonesia sebagai basis utama industri kacamata di dunia yang telah mengimplementasikan tehnologi 4.0, sehingga Indonesia mampu untuk swasembada kacamata, tanpa adanya produk Impor,” kata Wenjoko Sidharta, Direktur PT Atalla Indonesia.