Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menargetkan swasembada daging sapi harus secepatnya tercapai. Demikian arahannya kepada Jajaran Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Syahrul minta Dirjen PKH beserta jajarannya untuk bekerja keras mewujudkan swasembada daging. Namun demikian, Mentan mengingatkan, perlu dilakukan terobosan-terobosan dan kerja lebih keras guna secepatnya mencapai target swasembada tersebut.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menjelaskan, mengingat saat ini populasi sapi dalam negeri masih kurang, ada beberapa langkah nyata untuk mempercepat swasembada daging sapi. Pertama, Kementan terus berupaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal dengan program inseminasi buatan massal seperti yang sudah dilakukan selama ini.
Ini dilakukan untuk mengejar kekurangan sekitar 1,4 juta ekor populasi sapi dalam rangka swasembada daging. Selain itu, jika masih kurang perlu pengadaan sapi indukan segera, sehingga dapat mendongkrak populasi sapi untuk bisa mencapai swasembada.
Baca Juga: Harapan Pangan Masa Depan, Kementan Gencarkan Program Serasi
"Namun harus dipahami bahwa memperbanyak sapi indukan banyak caranya, bisa dengan pencegahan pemotongan betina produktif, maupun mendatangkan sapi indukan dari luar. Kita perlu selalu memikirkan untuk meingkatkan produksi dalam negeri dan membuat neraca perdagangan kita positif. Kita selalu menomor satukan produk kita untuk ekspor, dan impor pilihan terakhir bila terpaksa dan sangat dibutuhkan untuk menutupi kekurangan dalam negeri. Misalkan perdagangan dengan Australia, kita selalu berpikir dan mengutamakan kirimkan sebanyak-banyaknya markisa, mangga atau produk hortikultura eksotis kita ke sana, kirimkan juga kopi, kakao, produk perkebunan dan lainnya, itu orientasi utama kita," ujarnya.
Kedua, kata Kuntoro, Kementan akan mendorong semua elemen, terutama pemerintah daerah dan BUMN untuk serius mengembangkan peternakan sapi. Model pengembangan kawasan sapi tidak di semua provinsi, namun dengan fokus pada beberapa provinsi yang menjadi sentra produksi sehingga upaya peningkatan produksi daging dalam negeri benar-benar dilakukan dengan fokus.
"Jika pengembangan sapi dilakukan di 34 provinsi, itu menjadi tidak fokus. Karena itu, strateginya dengan fokus misal pada 10 provinsi pusat pengembangan sapi. Tetapi memang itu menjadi kekuatan real dan menjadi percontohan pengembangan sapi di Indonesia," demikian arahan Mentan, sebutnya.
"Untuk daerah lainnya, Kementan akan menjadikan sentra produksi komoditas lainnya seperti jagung atau difokuskan ke komoditas lain sesuai keunggulan daerah dan kawasan pengembangannya," ujarnya.
Ketiga, Mentan minta upaya meningkatkan populasi sapi pun bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem integrasi dengan sawit. Lahan sawit untuk integrasi dengan pengembangan sapi itu baru difungsikan sekitar 0,9 persen, padahal potensi lahan sawit kita untuk pengembalaan sapi sangat luar biasa.
Baca Juga: Kementan Ekspor Dedak Gandum Cilegon ke-4 Negara Capai Rp 39,6 Miliar
"Jika kita bisa isi 20 persen dari lahan sawit yang ada, maka akan selesai semua masalah daging sapi kita. Dalam waktu singkat Kementan akan melakukan kontak dengan para pimpinan daerah, bupati, gubernur dan mantan-mantan gubernurnya untuk dijadikan advisor dalam mensukseskan program integrasi sawit-sapi ini," tutur Kuntoro.