Tak hanya itu, kata Moeldoko, Demak yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa sangat cocok dalam aspek pendistribusian produk PT MAB.
Sebab, distribusi produk bisa menggunakan jalur darat yakni jalur Pantura, didukung bandara dan pelabuhan yang cukup dekat Kota Semarang.
"Kami ingin menyebarkan tempat industri yang tidak hanya terfokus di Jakarta dan sekitarnya, tapi juga di daerah perlu dibangun agar bisa berkembang baik,” kata mantan Panglima TNI tersebut.
Lokasi pabrik yang tepat berada di depan Jalur Pantura tersebut membawahi dua divisi. Pertama, Mobil Anak Bangsa (MAB) selaku pemilik model bus listrik. Kedua, Karoseri Anak Bangsa (KAB) yang fokus pada perakitan semua komponen produk MAB.
Baca Juga: Setelah Bus, PT MAB Akan Produksi Angkot Listrik
"Semua proses nanti di sini end to end, dari awal dan akhir di sini, jadi (produknya) mau dibawa ke mana saja, sudah siap bisa jalan,” kata dia.
Produksi unit bus listrik menggunakan 40 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN), sisanya masih impor seperti komponen utama baterai, motor, dan kontroler.
Moeldoko mengungkapkan, kekinian PT MAB masih melakukan riset untuk bisa memproduksi baterai lithium dan motor.
Dengan demikian, kendaraan listrik PT MAB ditarget 100 persen memakai baterai dalam negeri paling lambat dua tahun ke depan. Sedangkan pemakaian komponen motor dalam negeri, paling lama terwujud empat tahun ke depan.
"Nanti pemakaian komponen dalam negeri menjadi 100 persen saat kami memproduksi baterai dan motornya. Sekarang sedang riset soal motor. Paling lama empat tahun lagi," kata dia.
Baca Juga: PT MAB Tanda Tangani Nota Kesepahaman Bus Listrik di Indonesia
PT MAB kekinian tengah mengebut produksi untuk memenuhi target permintaan dari berbagai pihak.