Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani pagi tadi telah melantik Suryo Utomo sebagai Direktur Jenderal Pajak (DJP) yang baru. Suryo menggantikan Robert Pakpahan yang memasuki masa pensiun.
Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menilai penunjukan Suryo Utomo dinilai tepat. Ia menilai Suryo Utomo memiliki pengalaman di dunia perpajakan.
"Pilihan terhadap Suryo Utomo kami nilai tepat karena dua alasan. Pertama, menunjukkan kepercayaan Presiden dan Menteri Keuangan kepada internal Ditjen Pajak. Kedua, rekam jejak pribadi Suryo Utomo sebagai pejabat yang lahir dan dibesarkan di Dirjen Pajak menjadi modal kuat untuk memimpin DJP," kata Yustinus kepada Suara.com, Jumat (1/11/2019).
Tapi kata Yustinus, tantangan Dirjen Pajak baru tidaklah mudah. Tekanan perekonomian global dan domestik akan berdampak pada penerimaan pajak.
Baca Juga: Sosok Suryo Utomo, Bos Pajak Baru
"Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan yang lebih proaktif, didukung teamwork yang solid, lincah, dan profesional, dan dukungan politik yang kuat, khususnya menuntaskan revisi UU Perpajakan, perbaikan kelembagaan, core tax system, dan pemanfaatan data/informasi perpajakan," kata dia.
Menueut Yustinus, capaian Dirjen Pajak sebelumnya telah memberi landasan dan rintisan yang cukup baik dan perlu dilanjutkan.
Pengutamaan perumusan kebijakan yang moderat, fair, menjamin kepastian, dan implementasi yang konsisten di lapangan adalah tantangan terpenting.
"Komunikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan perlu terus dibangun dan diimplementasikan secara konsisten," ucapnya.
Yustinus menambahkan sebetulnya ada sejumlah potensi-potensi penerimaan pajak yang beluk digarap secara maksimal, sehingga peluang untuk mendapatkan sumber penerimaan baru sangat terbuka lebar.
Baca Juga: Suryo Utomo Resmi Jadi Dirjen Pajak Baru
"Masih terdapat sumber-sumber penerimaan baru yang dapat ditindaklanjuti dan menghasilkan tambahan penerimaan, terutama dari data/informasi perpajakan," katanya.