Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Oktober 2019 Indonesia mengalami inflasi 3,13 persen. Dengan raihan inflasi ini, artinya beberapa komoditas mengalami kenaikan harga.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi disumbang oleh makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang andilnya 0,08 persen.
Selain itu, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,02 persen.
"Komoditas yang dominan naik adalah nasi dan lauk pauk, rokok filter dan rokok putih sumbang 0,02 persen," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jumat (1/11/2019).
Baca Juga: Kelanjutan Kasus Carlos Ghosn: Mantan Bos Nissan Bantah Selewengkan Dana
Suhariyanto menuturkan, beberapa komoditas yang biasanya menyumbang inflasi justru mengalami deflasi yaitu bahan makanan yang deflasi 0,08 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mendapatkan deflasi 0,02 persen.
"Komoditas penurunan cabai merah, pasokan cabe merah cukup karena panen raya di berbagai daerah, dan harga cabai di Palembang turun 28 persen, Lampung turun 23 persen," tuturnya.
"Ada turun telur ayam ras dengan andil 0,03 persen. Ada yang naik, harga daging ayam ras beri andil 0,05 persen ke inflasi, bawang merah beri andil inflasi 0,02 persen, tapi karena banyak komoditas turun harga maka bahan makanan deflasi," tambah Suhariyanto.
Kendati demikian, inflasi pada Oktober ini masih terkendali karena masih di bawah target pemerintah yang sebesar 3,5 persen.
"Untuk inflasi tahun ke tahun, 3,13 persen lebih rendah dibandingkan September 2019 dan Oktober 2018, serta 2017. Jadi 3,13 ini menunjukkan bahwa inflasi terkendali dan pengalaman lalu target akan tercapai," pungkasnya
Baca Juga: Viral Mobil Damkar Serempet Sederet Motor Warga, Sebabnya Bikin Maklum