Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana meninjau proyek penyediaan hunian tetap bagi korban gempa di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (29/10/2019).
Usai meninjau, Jokowi mengakui bahwa perkembangan proyek tersebut agak terhambat oleh masalah pembebasan lahan. Namun, Jokowi memastikan hal tersebut sudah ditangani setelah dirinya menelepon langsung Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil.
"Ya ini setelah lebih dari setahun memang progress-nya agak lambat karena masalah yang berkaitan dengan lahan, pembebasan lahan, terutama untuk relokasi hunian tetap. Tapi kalau yang bangun individu, ini sebagian sudah berjalan. Tapi tadi saya pastikan dari Pak Gubernur, Bupati yang ada, saya telepon Menteri (Agraria dan Tata Ruang), alhamdulillah urusan lahan sudah rampung," ujar Jokowi di lokasi proyek hunian tetap Duyu di Kecamatan Tatanga dalam keterangan tertulis Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (29/10/2019).
Kata Jokowi, setelah masalah lahan selesai, hal berikutnya yang sedang dikerjakan adalah proses lelang.
Baca Juga: Aktivis Papua: Kunjungan Jokowi Tak Bermanfaat, Cuma Pencitraan
Setelah proyek hunian tetap Duyu ini selesai, proyek serupa di Kabupaten Sigi kata Jokowi juga akan dilelangkan, sebelum masuk ke tahapan konstruksi.
"Memang ini bukan pekerjaan kecil, ada 11 ribu hunian rumah yang harus kita siapkan, relokasi. Contoh di sini, ini baru yang sudah siap dikerjakan untuk 450 (rumah). Yang di Sigi 1.500 (rumah), tetapi yang dalam proses lelang 500 (rumah). Ini juga semuanya seperti itu," tutur dia.
Lebih lanjut, mantan Wali Kota Solo itu berharap proses konstruksi bisa segera dimulai di awal tahun.
Pengerjaan konstruksi hunian tetap Duyu akan dilakukan secara pararel dengan proyek di Sigi pada Januari 2020.
"Kita harapkan pertengahan sampai akhir tahun bisa diselesaikan semuanya," imbuh Jokowi.
Baca Juga: Rizal Ramli 'Kuliti' Menteri Jokowi, Termasuk Wishnutama
Selain rekonstruksi rumah warga, pemerintah kata Jokowi, juga akan memperbaiki fasilitas-fasilitas publik seperti bandara dan pelabuhan. Menurut Kepala Negara, perbaikan akan segera dilakukan setelah proses lelang selesai karena anggaran untuk rehabilitasinya sudah siap.