Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo menyambangi warga nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara. Dalam kesempatan itu, Edhy mendapatkan banyak pengaduan dari nelayan saat berdialog.
Salah satu yang diadukan kepada Edhy mengenai reklamasi Pulau G yang menghambat lalu lintas nelayan untuk mencari ikan. Bahkan, beberapa kapal hancur karena terjadi pedangkalan akibat reklamasi.
"Di depan Pulau G banyak kapal terdampar. Bahkan, kapal bangkit jaya 48 hancur karena pasir melebar kemana-mana banyak batu cakar ayam. Mohon solusi, karena nelayan setiap masuk kecelakaan dan tersangkut di situ," kata seorang perwakilan nelayan Waryono.
Menanggapi aduan tersebut, Menteri Edhy mengakui keberadaan pulau reklamasi menghambat lalu lintas nelayan mencari ikan. Selain itu, lanjut dia, ada perjanjian terdapat pulau yang harus dibelah untuk memudahkan para nelayan.
Baca Juga: Usir Nelayan di Pulau Reklamasi, Satpol PP: Woy...Pak Anies Mau ke Sini
"Masalah pulau G tadi kita akan panggil yang miliki pulaunya, kita akan ajak bicara ini masalah yang dihadapi dulu pas saya di ketua komisi IV, ada satu pulau yang memang harus di belah, karena mengalangi alur tempat lalulalang nelayan," tutur dia.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini berjanji akan berusaha keras membela kepentingan nelayan terkait hal ini. Bahkan, dia bakal meminta pengembang untuk mengikuti kebiasaan nelayan yang telah lama beroperasi di daerah tersebut.
"Yang jelas keputusannya haus berpihak ke nelayan. Yang datang kan anda duluan di sini. Kalaupun itu ada dia yang harus sesuaikan," tuturnya.