Suara.com - Sebagian besar warga Malaysia disebut tidak mampu membeli rumah karena harganya yang cukup tinggi. Adapun harga rumah baru di Malaysia rata-rata mencapai 417.262 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1,4 miliar.
Sekali pun harga yang paling terjangkau secara nasional juga memberatkan masyarakat setempat, yakni 282.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 900 juta.
Seperti dilansir NST.com, Direktur Departemen Pengawasan Keuangan, Qaiser Iskandar Anwarudin mengatakan, bahwa keterjangkauan rumah baru bagi warga Malaysia memburuk.
Ia juga menyatakan sebuah rumah dianggap terjangkau jika harganya tidak lebih dari tiga kali pendapatan rumah tangga tahunan.
Baca Juga: Ini Dosa-dosa Pengembang Perumahan dan Keteledoran Konsumen
"Keterjangkauan (di Malaysia) telah memburuk dengan median keterjangkauan ganda (rasio harga rumah dengan pendapatan tahunan rumah tangga) naik menjadi 4,8 kali pada 2016 dari 3,9 kali pada 2012," katanya kepada wartawan NST, Kamis (24/20/2019) di Kuala Lumpur.
Qaiser Iskandar mengatakan, Johor tercatat dengan jumlah rumah yang tidak terlalu laris karena harganya yang mahal, yang diikuti oleh Selangor, Kuala Lumpur, Perak, dan Pulau Pinang dengan jumlah rumah tidak terjual cukup banyak.
Hal ini membuat warga Malaysia mengajukan pinjaman untuk dapat membayar rumah. Tingkat persetujuan pinjaman tersebut menginjak 74,6 persen sementara untuk rumah di bawah harga 300.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1 miliar.
Ia mengatakan Bank Negara Malaysia (BNM) telah meluncurkan dana untuk Rumah Terjangkau di awal tahun 2019 dengan alokasi 1 miliar ringgit Malaysia atau sekitar Rp 3,3 triliun. Dana tersebut telah terpakai untuk 1.100 rumah tangga untuk membeli rumah dengan total aset 180 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp 600 miliar. (Fransiska Ditha)
Baca Juga: Semburan Lumpur di Perumahan Kutisari Bercampur Air