Suara.com - Sopir Ojek Online (ojol) Gojek menuntut CEO-nya Nadiem Makarim bisa memperjuangkan Ojol menjadi transportasi umum. Hal itu bisa diperjuangkan jika Nadiem benar-benar masuk dalam pemerintahaan Joko Widodo-Maruf Amin.
Untuk diketahui, saat ini ojek bukan bagian dari transportasi umum yang diatur dalam Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
"Yang diharapkan ya mengatur UU buat transportasi online khususnya motor lah. Kan motor bukan termasuk transportasi umum," kata salah satu sopir ojol Pram saat berbincang dengan Suara.com pada Senin (21/10/2019).
Meski begitu, Pram mengusulkan agar Nadiem bisa mengisi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengan (UKM).
Baca Juga: Erick Thohir dan Nadiem Makarim Jadi Angin Segar untuk Perekonomian RI
"UMKM lebih cocok kayaknya, transportasi dia masih baru," ucap dia.
Sebelumnya, Pendiri Gojek Nadiem Makarim menyatakan mundur dari posisinya di Gojek karena dipinang Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi menteri Kabinet Jilid II. Keduanya sempat membahas bagaimana perubahan Indonesia ke depannya.
Nadiem tiba di Kompleks Istana Kepresidenan dengan mengenakan kemeja putih, Senin (21/10/2019). Ia mengaku telah siap untuk menjadi menteri Jokowi untuk periode 2019-2024.
Nadiem menerangkan, antara dia dan Jokowi telah mendiskusikan banyak hal dan serupa dengan apa yang disampaikan Jokowi usai dilantik di Gedung DPR-MPR sehari yang lalu.
"Kami mendiskusikan butir-butir ke depan mengenai lebih detail mengenai visinya presiden mengenai pengembangan SDM, reformasi birokrasi, peningkatan investasi dan lainnya," terang Nadiem.
Baca Juga: Nadiem Makarim Resmi Mundur, Kevin dan Andre Nakhoda Baru Gojek
Nadiem Makarim mengakui sudah diberitahu akan menempati pos menteri yang diberikan Jokowi. Akan tetapi ia enggan menyebutkannya di luar kewenangan Jokowi.