Program Serasi di Kalimantan Selatan Siap Dukung Pangan Ibu Kota Baru

Senin, 21 Oktober 2019 | 08:35 WIB
Program Serasi di Kalimantan Selatan Siap Dukung Pangan Ibu Kota Baru
Distanbun Jateng melatih penggunaan alsintan bagi petani di Cilacap, Jateng. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalimantan Selatan (Kalsel) siap menjadi penyangga pangan ibu kota negara yang baru.  Mulai 2019, Kaltim mengatur manajemen pertanian dan  ikut dalam Program Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Perani).

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Syamsir Rahman merasa optimistis dengan bergulirnya Program Serasi yang dimulai pada Masa Tanam Musim Hujan (Oktober 2019 - Maret 2020), di areal seluas 250 ribu hektare, untuk bisa meningkatkan produksi padi dari 2,15 juta ton menjadi 4 juta ton pada 2020.

"Sasaran tersebut akan bisa dicapai, karena sarana dan prasarana pendukung tahun 2019 bisa selesai, khususnya pembuatan saluran buatan persediaan air di musim kemarau," kata Syamsir, Kalsel, Kamis (17/10/2019).

Selain itu, ungkap Syamsir, lahan tidur yang sebelumnya kurang maksimal dimanfaatkan sudah mulai dibuka dengan program Luas Tambah Tanam (LTT). Program tersebut menjadi pendongkrak percepatan tanam di lahan yang tidak memungkinkan, sehingga bisa diberdayakan dalam waktu singkat.

Baca Juga: Atasi Stunting, Kementan dan FAO Garap Program Obor Pangan Lestari

"Sebagai daerah penyangga pangan ibu kota baru, Kalsel juga memproduksi pangan organik seluas 30 ribu hektare sampai 2020, dan akan terus ditambah luasannya," tuturnya.

Untuk mempercepat pengolahan lahan agar bisa selesai pada tahap awal, Syamsir mengatakan, pihaknya telah mengerahkan alat dan mesin pertanian (alsintan). Ia juga mengusulkan lagi tambahan 50 unit ekskavator dan 284 unit traktor roda empat kepada Kementerian Pertanian (Kementan).

"Alat berat yang masih kurang perlu ditambah agar tanam pada Oktober - Maret dapat terealisasi," katanya.

Untuk kelancaran operasional di lapangan, Dinas TPH juga melatih calon operator, seperti operator combine harvester (mesin pemanen) secara bertahap. Tahap pertama untuk pemula, telah melatih 80 calon operator dari Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Tengah selama 3 hari.

Syamsir mengakui, di beberapa daerah, Program Serasi ada keterlambatan karena kekurangan alat berat seperti ekskavator. Namun petani bersama penyuluh dan perangkat lain yang terlibat seperti TNI, terus bergerak berpacu dengan waktu, mengingat pengolahan lahan harus tuntas Oktober 2019.

Baca Juga: Kementan Ingatkan Semua Pihak untuk Mewaspadai Benih Bawang Putih Oplosan

Dalam Program Serasi di Kalsel, kawasan rawa yang potensial dapat ditanami dua kali setahun dengan dua jenis varietas, yakni unggul dan lokal. Indeks Pertanaman (IP) diharapkan naik dari 100 ke 200, bahkan IP 300 termasuk untuk budi daya hortikultura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI