Suara.com - Daging babi memang jadi makanan utama di China. Setiap olahan makanan China tak jarang yang menggunakan daging babi sebagai bahan olahan makanannya.
Namun, siapa sangka jika pasokan daging babi saat ini sangat langka di negeri tirai bambu tersebut. Saking langkanya harga daging babi juga melonjak drastis hingga 75 persen.
Seperti dilansir CNNMoney, harga daging babi hampir naik dua kali lipat di beberapa daerah selama beberapa tahun terakhir.
Daging babi dijual sekitar 32 yuan atau setara 4,5 dolar AS per kilogram pada tahun 2017, menurut data pemerintah.
Baca Juga: Gara-gara Daging Babi, Turis Ini Dilarang Pergi ke Australia Selama 3 Tahun
Sekarang ini, harga daging babi naik jadi 60 yuan atau setara 8,45 dolar AS dengan jumlah yang sama di banyak tempat.
Kenaikan harga daging babi tersebut memicu inflasi China. Bahkan, pada September inflasi China capai 3 persen dibanding bulan sebelumnya 2,8 persen.
Adapun hilangnya pasokan daging sapi ini karena adanya demam babi Afrika. Sehingga para peternak enggan untuk memelihara babi di China.
Kendati demikian, pemerintahan China telah mensubsidi daging babi sampai batas tertentu.
Dari April hingga pertengahan September, pemerintah memberikan sekitar 3,2 miliar yuan atau 452 juta dolar AS tunai kepada keluarga berpenghasilan rendah sehingga mereka dapat terus membeli daging babi.
Baca Juga: Geger Puluhan Babi Mati Mendadak di Sumut, Diduga Terpapar Virus Dari Eropa