Kementan Lepas Kopi Amstirdam asal Jatim ke Australia Sebanyak 20 Ton

Rabu, 16 Oktober 2019 | 11:26 WIB
Kementan Lepas Kopi Amstirdam asal Jatim ke Australia Sebanyak 20 Ton
Pelepasan ekspor sekaligus penyerahan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phyosanitary Certificate (PC) sebagai persyaratan negara tujuan kepada ekspotir PT Asal Jaya di Malang, Jawa Timur, Selasa (15/10/2019). (Dok : Kementan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian melepas ekspor perdana kopi Amstirdam asal Jawa Timur (Jatim) ke Australia sebanyak 20 ton.

Kopi berjenis robusta asal petani di Kabupaten Malang (kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit) atau dikenal dengan Kopi Amstirdam ini sebelumnya telah menjadi langganan untuk 42 negara Asia dan Eropa.

"Alhamdulilah, satu lagi pasar kopi asal Jatim terbuka yaitu ke Australia. Kami berharap dengan ekspor ini ada tambahan margin keuntungan bagi petani karena produk ditujukan untuk pasar ekspor. Kita berbagi dengan petani agar bertambah kesejahteraan dan petani makin bersemangat menanam," demikian kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat acara pelepasan ekspor sekaligus penyerahan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phyosanitary Certificate (PC) sebagai persyaratan negara tujuan kepada ekspotir PT Asal Jaya di Malang, Jawa Timur, Selasa (15/10/2019). 

Program Agro Gemilang

Baca Juga: Kementan Dorong Kawasan Perbatasan Jadi Lumbung Beras dan Ekspor

Ali Jamil menuturkan sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian dalam mendorong eksportasi produk pertanian, Kementan melalui Badan Karantina Pertanian telah menggagas program Agro Gemilang. Program yang ditujukan untuk membuka akses informasi dan layanan seluas-luasnya pelaku usaha agribisnis, khususnya kaum muda yang baru memasuki bisnis ekspor produk pertanian.

Lanjut Ali Jamil, fasilitasi layanan ekspor berupa bimbingan teknis pemenuhan persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS), Sinergisitas dengan para pemangku kepentingan baik pusat, daerah dan pelaku usaha. Barantan telah siapkan aplikasi komoditas ekspor, i-MACE yang dapat diakses sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berbasis ekspor.  

“Program Ayo Galakkan Ekspor Komoditas Pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa ini juga berupa terobosan layanan cepat proses bisnis karantina yakni berupa pemeriksaan di gudang pemilik, inline inspection dan layanan prioritas,” tuturnya.

Sementara untuk perluasan akses pasar, melalui program agro gemilang ini Barantan lakukan terobosan layanan berupa sertifikat elektronik, e-Cert. Dengan layanan ini selain mempercepat proses di tempat pengeluaran juga menjadi jaminan bagi keberterimaan produk di negara tujuan.

 “Program ini juga mengajak partisipasi masyarakat dengan kampanye publik #BeraniEkspor,” terang Ali Jamil.

Baca Juga: Antisipasi Penyakit Demam Babi Afrika, Kementan Siapkan Kebijakan Strategis

Ali Jamil menekankan partisipasi masyarakat sangat diperlukan khususnya untuk menjaga status kesehatan hewan dan tumbuhan agar tetap sehat, aman dikonsumsi dan laris di pasar dunia.

"Laporkan dan periksakan hewan dan tumbuhan saat dilalulintaskan kepada petugas Karantina. Jika ingin ekspor, datang dan tanyakan program Agro Gemilang," tegasnya.

Meningkat, Indikator Akselerasi Ekspor Produk Pertanian Asal Jatim

Di Tempat yang sama, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan data dari sistem automasi karantina pertanian IQFAST di wilayah kerjanya eksportasi produk pertanian asal Jawa Timur menunjukan tren peningkatan. Tercatat nilai barang pada periode  1 September hingga 14 Oktober 2019 sebesar Rp. 3,75 triliun.

“Kami berharap dengan pihaknya menggencarkan program Agro Gemilang dapat terus memacu pertumbuhan, tidak saja volume, frekwensi dan ragam komoditas namun juga menumbuhkan eksportir muda. Jawa Timur miliki potensi sumber daya alam hayati yang besar, jangan ragu, berani ekspor,” ujarnya.

Pimpinan PT Asal Jaya, Haryanto selaku eksportir mengapresiasi layanan cepat karantina pertanian. Pasalnya benar-benar merangkang kemajuan bisnis sehingga pelaku usaha terus melakukan aktivitas ekspornya.

“Layanan ‘jemput bola’ dari Karantina Pertanian Surabaya membuat proses bisnisnya lebih cepat 30 persen,” ujarnya.

Perlu diketahui, dalam pelepasan ekspor ini tidak hanya komoditas kopi, namun juga dilepas 1 ton mangga harum manis ke Malaysia dengan senilai 360 juta rupiah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI