“Tidak hanya berhenti pada fasilitasi RMU, tapi juga merambah ke konsep pertanian organik. Seperti halnya di Entikong Kalbar. Saat ini, sedang dilakukan pembinaan organik bekerjasama dengan FAO. Tanaman pangan, terutama produk beras organik menjadi salah satu primadona bagi kawasan perbatasan,” ungkap Batara.
Batara menambahkan Kementan bersama FAO pun dalam waktu dekat mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan tersebut seluas 104 hektare. Varietasnya untuk padi organik yakni Inpari 24 dan beras hitam biasanya varietas lokal yakni Selasih. Pangsa pasar di kawasan perbatasan cukup menjanjikan disana, ujarnya. Organik ini produk eksotis dalam arti nilai jualnya tinggi.
“Di pasaran kan bisa dihargai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram. Saya yakin pangsa pasar organik di perbatasan ini masih terbuka luas, jadi mari kita maksimalkan manfaatkan kesempatan ini," sebutnya.
Baca Juga: Kementan Beri Keuntungan Bagi Korban Terdampak Erupsi Sinabung