Suara.com - Viralnya unggahan yang menampilkan mitra Grab yang menerima order fiktif berupa makanan cepat saji senilai Rp 660.000 akhirnya menuai beragam komentar.
Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja K mengatakan, aplikator seharusnya menjaga kualitas aplikasinya karena hal itu penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat maupun mitra aplikator itu sendiri.
"Aplikator itu hanya fokus pada kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan saja sementara keamanan itu sering diabaikan. Sehingga ketika timbul masalah ketidaknyamanan, baru mereka merespon dan memperbaiki. Jika aplikator tidak menjaga kualitas aplikasinya, kepercayaan masyarakat dan mitra sekalipun bisa runtuh dan aplikasi itu tidak akan dipakai lagi," kata Ardi, Selasa (15/10/2019).
Dia mengamati bahwa telah banyak keluhan yang disampaikan mitra maupun dari pelanggan.
Baca Juga: Grab Kena Denda Rp 290 Miliar di Negara Asalnya Malaysia
Dalam kasus order fiktif yang dialami mitra Grab itupun, pihak manajemen Grab telah menghubungi pihak pengemudi bersangkutan dan memproses ganti rugi yang dialaminya.
"Reputasi aplikator dipertaruhkan dalam hal ini. Bisnis berbasis online ini bisnis kepercayaan. Tapi kepercayaan itu bisa runtuh jika aplikator tidak responsif dan kurang melayani konsumen," sambungnya.
Untuk diketahui, Pada tanggal 8 Oktober 2019, sebuah unggahan di jejaring sosial Twitter menampilkan seorang mitra Grab yang mengalami order fiktif.
Dalam twit itu, mitra Grab tersebut menerima orderan berupa makanan cepat saji di gerai Burger King senilai Rp 660.000 dari akun yang mengatasnamakan "embak elsa" yang beralamat di Jalan Mandala, Jakarta.
Baca Juga: Meski Minta Ditunda, KPPU Tetap Akan Sidangkan Kasus Monopoli Grab