Suara.com - Cuitan warga Malaysia bernama Aruni tentang jam kerja orang Australia menjadi viral di Twitter. Tweet tersebut diunggah pada Kamis (3/10/2019).
Aruni pernah tinggal dan bekerja di Melbourne, Australia. Dia merasa heran dengan cara kerja orang di sana.
Wanita itu juga membandingkan kebiasaan kerja orang Malaysia dengan Australia. Aruni menekankan pada jam kerja yang tepat waktu.
"Saat tinggal di Melbourne, kami sangat disarankan untuk tidak meninggalkan kantor selambat-lambatnya saat jam kerja. Dan ketika saya membawa budaya itu ke sini, saya diberi tahu bahwa 'budaya Malaysia' mengharuskan kita mengorbankan waktu pribadi & bekerja lembur dengan gaji yang tidak memadai," tulis Aruni lewat akun Twitter @aruni_93.
Baca Juga: Jam Kerja Padat Jadi Alasan Tidak Berolahraga, Ini 3 Tips dari Ben Joshua
Aruni mengatakan tentang bagaimana orang Australia menekankan untuk pulang kantor lebih awal dibandingkan dengan karyawan Malaysia.
Tweet tersebut telah mendapatkan lebih dari 4 ribu retweet dan 3 ribu like saat tulisan ini diterbitkan.
Menurut laporan World of Buzz, cuitan tersebut menarik banyak komentar dari warganet Malaysia.
Seorang warga Malaysia lain bahkan berbicara tentang bagaimana tugas yang hampir mustahil diberikan oleh bos untuk diselesaikan secepatnya.
"Kenyataannya adalah ada contoh di mana bos menginstruksikan karyawan mereka untuk menyelesaikan tugas 3 hari besok, atau, ketika klien menetapkan tenggat waktu bahwa pekerjaan sebulan diselesaikan dalam waktu seminggu, dengan cara apa pun," tulis warganet tersebut.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Lamanya Jam Kerja Pengaruhi Kesehatan Mental Manusia
Warganet lain berbicara tentang bagaimana atasan meminta bekerja terlalu berat pada teman sebelum meninggal dunia.
"Perusahaan memperlakukan stafnya seperti pekerja konstruksi. Teman saya yang terlambat harus bekerja bahkan pada hari libur nasional, dan ketika dia jatuh sakit, dia meninggal pada hari berikutnya. Perusahaan itu kemudian memanggil orang tuanya dan meminta mereka untuk membersihkan barang-barangnya segera untuk memberi jalan bagi orang baru yang masuk. Di mana belas kasihannya?"