Hortikultura Ramah Lingkungan, Ekspor ke 113 Negara Naik 11,92 Persen

Minggu, 06 Oktober 2019 | 14:57 WIB
Hortikultura Ramah Lingkungan, Ekspor ke 113 Negara Naik 11,92 Persen
Ilustrasi kebun buah-buahan. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pameran tidak hanya sebagai sarana untuk memperkenalkan dan memasarkan produk, namun menjadi kesempatan eksportir memperluas diversifikasi pasar dan jaringan bisnis," tuturnya.

Berikutnya, meningkatkan kualitas sejak hulu hingga hilir, dari prabudi daya sampai pemasaran, agar produksi yang dihasilkan bermutu dan memiliki daya saing di kancah global.

"Ini sedang kami upayakan dengan merevisi Indonesia GAP, sehingga selaras dengan ASEAN GAP. Kami juga akan menyuplai bibit berkualitas dan memberikan pendampingan. Agar sumber daya tani meningkat," kata Anton.

Di sisi lain, mantan Kepala BPTP Jateng itu menjelaskan, impor buah merupakan keniscayaan, karena adanya keputusan Badan Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Baca Juga: Kementan Terus Dorong Pendampingan Pengembangan Korporasi Petani Padi

Kendati begitu, menurut dia, buah impor yang selama ini membanjiri Indonesia berasal dari negara subtropis, seperti China, Amerika Serikat, dan Selandia Baru.

Yang diimpor mencakup pir, jeruk mandarin, apel merah, dan kiwi.

"(Buah-buahan impor) tidak berkompetisi langsung dengan buah produksi petani lokal," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI