Suara.com - Wilayah perairan Indonesia kembali tercemar oleh limbah minyak kapal-kapal yang tak bertanggung jawab. Kali ini, perairan Batam dan Kabupaten Bintan, Riau yang tercemar limbah tersebut.
Panglima Komando Angkatan Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda Yudo Margono mengatakan, limbah minyak tersebut disebabkan oleh kapal-kapal yang melego jangkar di dua wilayah perairan itu.
Limbah tersebut terbawa hingga ke darat,sehingga mencemari pantai di dua wilayah tersebut.
"Minyak, oli, mereka kan minyak bekas oli bekas di buang ke laut. Mereka akhirnya diem-diem buang, tapi kan engga boleh. Jadi mereka buang limbah, mompa limbah di laut terus kena arus akhirnya ke darat. Sehingga pantainya jadi kotor dan habitat mati semua di situ. Dampaknya itu," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Baca Juga: Sebanyak 2.200 Nelayan Bekasi Terdampak Tumpahan Minyak Pertamina
Menurut Yudo, kapal yang membuang limbah ke laut berasal dari kapal dalam negeri dan asing. Dia menerangkan, kapal-kapal tersebut sengaja membuang limbahnya, karena ingin masuk ke Singapura.
Pasalnya, bagi kapal yang ingin masuk ke wilayah perairan Singapura harus bersih dari limbah.
"Memudahkan mereka karena ditampung di tank cleaning itu bayar mahal kalau di Singapura," jelas dia.
Untuk antisipasi pencemaran limbah lagi, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Laut dan Perikanan Brahmantya Satyamurti Poerwadi menyatakan, pihaknya akan membuat standar operasional dan prosedur (SOP) dalam penindakan kegiatan itu.
Dia menargetkan SOP itu bakal kelar dan dijalankan pada November 2019.
Baca Juga: Anies Sebut Tumpahan Minyak Pertamina Buat Ikan di Keramba Nelayan Mati
"Kita bikin gimana penyelesaian multidoor untuk penyelesaian masalah pembuangan minyak ini termasuk larangan membuang minyak ini likui jangkar kita atur dalam SOP," pungkas Brahmantya.