Suara.com - Ketersediaan ahli-ahli keteknikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mampu mengoptimalkan beragam potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
Berdasarkan data UNESCO Institute For Statistic, Indonesia menduduki urutan keenam negara yang menghasilkan lulusan teknik terbanyak di setiap tahunnya, yaitu sekitar sekitar 140.169 jiwa.
Namun, peringkat tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan profesi insinyur tanah air, dimana proporsi insinyur terhadap total penduduk Indonesia masih sangat sedikit.
Indonesia berpotensi mengalami kekurangan sebanyak 280 ribu insinyur dalam lima tahun ke depan. Bahkan, berpeluang kekurangan 650 ribu insinyur dalam 10 tahun ke depan.
Baca Juga: Pria Pasang Cakram Motor di Pikap Colt, Warganet: Insinyur Jepang Kalah
Selain itu, menurut data ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), dari total 750.000 insinyur yang ada di Indonesia, hanya sekitar 9.000 orang saja yang bekerja sebagai insinyur profesional.
Hal ini penting menjadi perhatian bersama, mengingat peran sentral profesi berbasis keteknikan menjadi salah satu peluang pembangunan negara kita agar menjadi lebih maju.
Dengan latar belakang tersebut, PT Tripatra Engineers and Constructors, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC) memperkenalkan sejak dini dunia engineering ke siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sekitar wilayah operasi Tripatra di kawasan Tangerang Selatan.
"Kami berinisiatif untuk mulai memperkenalkan dunia engineering kepada para siswa sejak tingkat sekolah menengah pertama, supaya menumbuhkan minat dan punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang Teknik,” kata Presiden Direktur PT Tripatra Engineers and Constructors, Dhira Nandana melalui keterangannya, Kamis (3/10/2019).
Dhira mengatakan, percepatan pembangunan nasional membutuhkan ahli-ahli di bidang keteknikan yang andal dan berkualitas. Sudah selayaknya, pembangunan Indonesia dapat dilakukan oleh ahli-ahli keteknikan anak bangsa.
Baca Juga: Persatuan Insinyur Indonesia Pastikan Ibu Kota Baru Tak Seperti Jakarta
"Kedepannya, Indonesia masih sangat membutuhkan keterlibatan banyak insinyur-insinyur yang berkualitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bangsa," ucap Dhira.
Dalam kegiatan Engineering Camp, Tripatra mengundang 50 siswa dari 10 SMP Negeri dan Swasta di sekitar wilayah Tangerang Selatan.
Selama program berlangsung, para siswa diperkenalkan teori dan praktik terkait engineering dengan metode STEM serta diajak untuk ikut terlibat dalam berbagai eksperimen, yaitu pembuatan dan Coding Robotic untuk mendukung kegiatan engineering, pembuatan dan Pemanfaatan Solar Panel sebagai salah satu Energi Terbarukan (Renewable Energy) serta para siswa juga mempresentasikan tugas tentang Energi Terbarukan yang mereka bangun di hadapan para panelis.
"Tujuannya untuk berkontribusi lebih besar kepada pembangunan Indonesia serta meningkatkan sumber daya manusia yang unggul di bidang teknik keinsinyuran,” tutup Dhira Nandana.