Dirjen Tanaman Pangan yang diwakili oleh Direktur Serealia, Ir.Bambang Sugiharto, M.Eng.Sc, menerima bioteknologi (PRG) untuk meningkatkan produksi pangan, sementara Dirjen Hortikultura, Dr.Ir.Prihasto Setyanto memerlukan teknologi unggul, termasuk biotek untuk mengembangkan kawasan produk hortikultura lima tahun ke depan.
Bahkan, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan, Pending Dadih Permana dengan tegas mengatakan, penerapan biotek di bidang pertanian tidak ada masalah karena kita sudah mempunyai aturan tentang keamanan lingkungan, keamanan kesehatan dan keamanan pakan terhadap penggunaan Produk Rekayasa Genetik (PRG).
Menurut Bambang, saat ini masih ada kekhawatiran di kalangan masyarakat akan bahaya yang mungkin timbul bagi kesehatan manusia, maupun keamanan lingkungan dari PRG untuk tujuan pemenuhan pangan.
Ia mengakui, keraguan akan keamanan tanaman PRG akan tetap ada selama jaminan keamanan masih belum bisa diberikan.
Baca Juga: Kementan Minta Petani Gunakan Pestisida Sesuai Anjuran
Untuk jaminan keamanan PRG, Ketua KKH PRG Bambang Prasetya mengatakan, untuk jaminan keamanan bisa diawali dengan analisis dan kajian "Risk based Assesment", dengan pendekatan ke hati- hatian (precautionary approach).
Menurutnya, berdasarkan penelitian, penggunaan teknologi PRG aman karena sudah lebih 25 tahun dimanfaatkan di berbagai negara untuk tanaman pangan, perikanan, peternakan dan kehutanan.
Saat ini, kata Bambang, di Indonesia belum sepenuhnya sinkron antara kebijakan bahwa Indonesia menerima teknologi PRG dengan prinsip ke hati-hatian dalam implementasi di lapangan, dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun.
Untuk menjalankan prinsip kehati-hatian tersebut, Kementerian Pertanian tengah menyiapkan 2 peraturan atau pedoman, yaitu Pedoman Pelepasan Varietas Tanaman produk PRG dan Pedoman Pengawasan Paska Pelepasan Varietas PRG.
Ketua KTNA, Winarno Tohir mengharapkan, kedua pedoman tersebut dapat segera dirampungkan agar teknologi PRG ini dapat diterapkan oleh petani.
Baca Juga: Kementan Terus Dorong Pendampingan Pengembangan Korporasi Petani Padi
"Kita sebenarnya sudah terlambat," kata Winarno.