Suara.com - Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air terus didera masalah. Mulai dari diminta setop operasinya, hingga dua direksi yang memutuskan untuk mundur.
Namun terungkap polemik yang dihadapi Sriwijaya Air karena masalah di Internal. Salah satunya ada dua kepemimpinan.
Dengan adanya dua kepimpinan tersebut, membuat para direktur bingung untuk mengambil keputusan.
"Saya simpulkan adanya dualisme kepemimpinan di Sriwijaya Air ada 2 Dirut, satu yang di dalam akta dan satu Dirut urusan kontigensi. Selama ini masalah terjadi. Ini membuat saya sulit berkordinasi," kata Direktur Operasi Sriwijaya Air, Capt. Fadjar Semiarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Baca Juga: Dinilai Dalam Kondisi Merah, Pesawat Sriwijaya Air Berpotensi Membahayakan
Seperti diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) secara tiba-tiba pemegang saham mengganti Direktur Utama Joseph Adriaan Saul yang diangkat sejak akhir 2018 dengan Robert Daniel Waloni.
Namun Robert langsung menunjuk Jefferson I. Jauwena menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Sriwijaya Air.
Penggantian, dinilai para pegawai secara mendadak, sehingga para pegawai mempertanyakan pergantian tersebut.
Selain itu, adanya dua pimpinan itu membuat para pegawai sulit berkoordinasi yang berimbas pada operasional maskapai.
"Yang paling berat di dunia penerbangan ini kalau ada dualisme kepemimpinan ini sama aja satu kapal ada dua kapten. Nggak mungkin kapalnya bisa berjalan sesuai target. Setiap orang bisa berpotensi, malah berlawanan arah," tutup Fadjar.
Baca Juga: Sriwijaya Air Diminta Tak Terbang Lagi Karena Hal Ini