Purwo Widiarto, Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, yang turut mendampingi dan melepas ekspor produk pertanian melalui pelabuhan Tanjung Priok menyampaikan, selain produk olahan kakao, komoditas pertanian yang diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok kali ini meliputi ekspor karet lembaran dengan volume 60,48 ton tujuan Latvia dan minyak kelapa dengan volume 30,40 ton tujuan China.
Sementara dari sektor peternakan, ada duck down jacket dengan volume 2,39 ton tujuan Selandia Baru dan Australia; wahed duck feather dengan volume 9,70 ton tujuan China dan produk susu berupa keju dan susu UHT dengan volume 29 ton tujuan Malaysia dan Filiphina, dengan total nilai ekonomi senilai Rp 4,93 miliar.
Selaku fasilitator perdagangan produk pertanian, Badan Karantina Pertanian melakukan inovasi dan layanan yang bermuara pada percepatan proses bisnis ekspor produk pertanian. Sesuai dengan aturan perdagangan internasional, maka bagi negara tujuan ekspor yang menpersyaratkan surat kesehatan hewan dan atau tumbuhan, Barantan selalu otoritas karantina siap memfasilitasinya.
Baca Juga: Sejak Mei 2019, Kementan Lakukan Relokasi Pupuk Bersubsdi