Irigasi yang Dibangun Pemerintah Mampu Perluas Area Tanam

Selasa, 24 September 2019 | 10:51 WIB
Irigasi yang Dibangun Pemerintah Mampu Perluas Area Tanam
Sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berpotensi mengalami kekeringan ekstrem pada dasarian II Juli 2019. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ali menjamin, saat jaringan irigasi selesai dibangun, pengelolaan dan penyediaan air akan berjalan lancar. Warga yang menyediakan fasilitas sumur bor secara mandiri, bisa dipergunakan oleh petani lain.

"Meski mengeluarkan biaya sekitar Rp 7 juta hingga Rp 10 juta, biaya investasi untuk pengairan bisa ditutup dengan hasil saat panen. Satu sumur bor dengan pipa tiga inchi bisa dipakai untuk lahan seluas lima hektare," ujarnya.

Sutrisno, salah satu petani pengguna air menyebut bahwa ia masih memanfaatkan saluran irigasi alami. Petani di Desa Pasuruan tersebut memanfaatkan air siring alam yang berukuran kecil, dengan cara dibendung.

"Saat pengolahan lahan, pemupukan, penyiangan gulma hingga masa padi berbulir, air harus dialirkan, sehingga antar petani saling kerja sama," ujarnya.

Baca Juga: Ini Strategi Kementan Hadapi Kemarau Panjang

Prinsip gotong royong untuk menyediakan air dilakukan dengan membendung dan menelusuri saluran air. Penelusuran bertujuan untuk memastikan saluran bersih dari sampah penyumbat.

Lestarinya pasokan air dari Gunung Rajabasa, membuat petani masih mendapat pasokan air hingga masa padi berbulir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI