Bus Damri Masih Jadi Pilihan Masyarakat ke Bandara Kertajati

Selasa, 24 September 2019 | 09:21 WIB
Bus Damri Masih Jadi Pilihan Masyarakat ke Bandara Kertajati
Bus Damri masih menjadi pilihan transportasi masyarakat. (Dok : Pemdaprov Jabar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak penataan rute dari Bandara Husein Sastranegara (BDO) ke Bandara Internasional Kertajati (KJT) dilakukan, Bus Damri masih menjadi pilihan transportasi masyarakat. Selain gratis, Damri menawarkan perjalanan setiap dua jam untuk mencapai ke bandara di Kabupaten Majalengka tersebut.

Bukan hanya Damri, PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) juga merangkul moda transportasi lainnya, seperti shuttle dan taksi daring sebagai pilihan masyarakat yang ingin terbang dari Bandara Kertajati. Ada 11 pilihan tranportasi dengan 11 rute yang tersedia saat ini, yakni Bandung, Cirebon, Kuningan, Indramayu, Tasikmalaya, Purwakarta, Sumedang, Karawang, Majalengka dan Tegal.

"Pilihan moda transportasi untuk menjangkau Bandara Kertajati itu cukup banyak, tapi Damri masih menjadi pilihan masyarakat karena gratis. Ini sebagai bentuk perhatian kebaikan pemerintah kepada Bandara Kertajati," kata Direktur PT BIJB, Muhamad Singgih, dalam keterangan tertulisnya di Majalengka, Jawa Barat, Senin (23/9/2019).

Pada 1 - 19 September 2019, ada 14.253 orang terakomodir oleh berbagai moda transportasi yang menggunakan fasilitas Bandara Kertajati untuk pilihan terbang. Dalam periode tersebut, sekitar 9.823 orang diantaranya memilih Bus Damri. Adapun sisanya menggunakan shuttle dan taksi online.

Baca Juga: Ridwan Kamil : StartUp Bisa Atasi Ketimpangan Ekonomi di Jabar

Penumpang terbanyak berasal dari kawasan Bandung Raya, mencapai 11.647 orang, yang disusul Cirebon dengan 1.161 orang, Sumedang dan Tasikmalaya yang masing-masing mendekati 400 orang.

"Yang buat kita terkejut juga justru masyarakat Tegal yang cukup banyak menggunakan bandara ini. Dua minggu saja, ada 219 orang menggunakan angkutan umum. Data ini belum yang menggunakan kendaraan pribadi," terangnya.

PT BIJB dan beberapa pihak, menurut Singgih, masih memiliki pekerjaan besar untuk meng-create penumpang di wilayah cakupan seperti Indramayu, Kuningan dan Majalengka. Bergerak ke barat, penumpang potensi besar juga ada di Karawang, Purwakarta dan Subang, yang sedang di maksimalkan untuk tersosialisasi.

"Kita ingin bandara yang sudah dibuat susah payah ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Jawa Barat. Bukan cuma orang Majalengka, Cirebon, atau Bandung, tapi seluruhnya. Saya optimistis, jika Tol Cisumdawu selesai, bandara dan potensi wilayahnya akan berkembang pesat, karena Cisumdawu menjadi kunci untuk maksimalkan bandara," imbuhnya.

Singgih menerangkan, jumlah penumpang pasca penataan rute yang efektif dimulai sejak 30 Juni 2019, memang mengalami peningkatan jumlah penumpang secara siginifikan dan menyentuh 4.000 penumpang seharinya. Namun saat ini, ketika memasuki periode low season, jumlah penumpang masih dalam angka sekitar 2.500 - 3.000 setiap harinya.

Baca Juga: Ridwan Kamil : Jabar Masagi Hantarkan Indonesia Jadi Negara Adidaya 2045

"Ketika ada penurunan, itu hal wajar, karena saat ini memasuki low season. Ini juga yang dialami bandara lain ketika memasuki periode ini," imbuh Singgih, seraya menyebutkan, jumlah penumpang di Kertajati sejak penataan rute hingga 22 September mencapai 243.756 penumpang.

Penamaan Bandara BJ Habibie
Perkiran penamaan Bandara Kertajati menjadi Bandara BJ Habibie mencuat sepekan ke belakangan. Bandara Kertajati, yang saat ini masih menggunakan nama sementara, dinilai pantas disematkan sebagai bentuk penghormatan Presiden RI ke-3 itu di dunia Dirgantara.

Singgih mengakui, nama mendiang BJ Habibie besar dan harum di dunia dirgantara nasional maupun internasional. Teknokrat cerdas dan brilian itu sudah sangat dikenal lewat inovasinya di bidang kedirgantaraan dan penerbangan.

Sedikitnya empat jenis pesawat, yakni N 250, R 80, C-130 Hercules, dan Dornier Do 31 menjadi hasil karyanya, sehingga penamaan BJ Habibie mencuat dan bisa digunakan, asal itu menjadi kesepakatan bersama.

"Pada dasarnya, penamaan bandara ini kita serahkan kepada Pemprov Jabar yang tentu melalui persetujuan DPRD. Kita hanya sebagai pelaksana dari yang menjalankan bisnis. Kami akan mengikuti apa yang dikehendaki masyarakat dan diputuskan gubernur Jabar," paparnya.

"Tapi yang pasti, nama Habibie akan membawa dampak baik buat Kertajati, karena di Aerocity Kertajati sendiri, rencananya akan ada semacam hanggar pembuatan produksi pesawat dari hasil ide Pak Habibie," jawab Singgih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI